Kapasitas energi nuklir dunia secara umum mengalami kemandekan sejak tahun 2007. Diperkirakan, perkembangannya akan terus mengalami penurunan.
Bahkan listrik yang dihasilkan dari pembangkit nuklir turun lima persen antara tahun 2006 hingga 2011. Kejadian esensial pada tahun 2011 yang membuatnya turun adalah bencana nuklir Fukushima Daiichi di Jepang.
Bencana itu membuat 13 reaktor nuklir di Jepang, Jerman, dan Inggris, ditutup. Ini berakibat penurunan dua persen kapasitas nuklir dunia sebanyak 369 ribu megawatt pada akhir tahun 2011.
Meski pada 2012 terjadi penambahan 3.000 megawatt kapasitas nuklir dari Korea Selatan dan Kanada, tak mengubah banyak perkembangannya. Demikian hasil data yang dirilis Earth Policy yang berjudul "World Nuclear Electricity Generation Down 5 Percent Since 2006."
Bagaimana dengan Indonesia? Hingga November 2012, Indonesia tetap menargetkan pemanfaatan teknologi nuklir di bidang ketenagalistrikan, pertanian, hingga kesehatan.
Dalam Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA) Ministerial Level Meeting, Sabtu (24/11) lalu di Hotel Le Meredien, Jakarta, Menristek Gusti Muhammad Hatta menyampaikan pentingnya kerja sama tingkat regional dalam bidang teknologi nuklir melalui FNCA.
"Di Indonesia teknologi nuklir sudah terbukti berkontribusi dalam pembangunan dan melalui FNCA kontribusi ini diharapkan semakin maju," ujar Menristek.
Aktivitas kerjasama FNCA di antaranya dalam bidang pengembangan penggunaan radiasi (radiation ultization development), penggunaan reaktor riset (reactor research ultization), penguatan keselamatan nuklir (nuclear safety strengthening), dan penguatan infrastruktur nuklir (infrastructure nuclear strengthening).