Meski perubahan iklim mempengaruhi pola distribusi banyak spesies, perubahan fungsi kegunaan tanah akan menggandakan efek tersebut, khususnya burung.
Sebagai contoh, dari sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Point Reyes Bird Observatory Conservation Science (PRBO), California, Amerika Serikat, diketahui bahwa efek pengembangan perumahan sama parah atau malah lebih parah dibandingkan dengan efek yang dihasilkan oleh perubahan iklim bagi sejumlah spesies burung.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Landscape Ecology, Dennis Jongsomjit dan rekan-rekannya menyatakan, sejumlah spesies yang diperkirakan akan terpencar-pencar akibat perubahan iklim, akan semakin kehilangan habitat mereka jika proyek pengembangan perumahan juga ikut berpartisipasi memperburuk kondisi.
Sejauh ini, para konservasionis paham bahwa perubahan penggunaan tanah dan pengembangan wilayah akan menghadirkan ancaman besar bagi kehidupan liar lewat degradasi habitat atau bahkan musnahnya habitat. Sayangnya, penelitian-penelitian terkait ancaman terhadap spesies hewan yang sudah dilakukan hanya fokus pada bagaimana dampak perubahan iklim mempengaruhi spesies hewan.
Kini terbukti bahwa fokus hanya ke satu ancaman tersebut sama saja dengan meremehkan risiko sebenarnya dari perubahan lingkungan yang akan datang, yang dihadapi berbagai spesies.
“Kita tahu bahwa perubahan iklim akan menyebabkan sejumlah spesies mengubah pola distribusi mereka, namun di mana sebuah spesies mampu bertahan di masa depan juga bergantung pada ketersediaan habitat yang baik,” kata Jongsomjit.
“Kami ingin mengamati kedua ancaman utama ini untuk mengetahui peran masing-masing terhadap populasi burung. Informasi ini bisa membantu kita dalam mempersiapkan tindakan yang perlu dilakukan di lapangan,” ucapnya.
Menggunakan data yang dikumpulkan dari ribuan lokasi di seluruh California dan dibantu dengan pemodelan yang dikembangkan di University of California, Santa Cruz, para ilmuwan PRBO memproyeksikan distribusi saat ini dan masa depan dari 64 spesies burung. Proyeksi berdasarkan iklim ini kemudian dikombinasikan dengan pemodelan menggunakan tren pertumbuhan kawasan perumahan untuk mengetahui dampak terkait di antara keduanya.
Ternyata, hasilnya bervariasi di antara berbagai spesies burung di berbagai habitat. Spesies yang bergantung dengan kawasan pepohonan tertentu, misalnya pohon oak, diperkirakan akan mengalami kehilangan populasi hingga 80 persen akibat pertumbuhan perumahan penduduk.
Di sisi lain, spesies yang berhubungan dengan hutan konifera, akan kehilangan sebagian besar habitatnya akibat perubahan iklim. Bagi spesies burung ini, perluasan proyek pengembangan perumahan tidaklah terlalu berdampak besar.
“Tempat-tempat yang diperkirakan akan mengalami perubahan terbesar akibat perubahan iklim bukanlah selalu menjadi tempat yang akan mengalami perubahan akibat pembangunan. Tetapi saat kedua perubahan ini bertemu, spesies yang terjebak di antaranya tidak punya tempat lain untuk bertahan,” kata John Wiens, ketua tim ilmuwan dari PRBO.
Wiens menyebutkan, dampak dari perubahan iklim terhadap sejumlah spesies sudah mulai terdeteksi dan kemungkinan akan meningkat di masa depan. Namun, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa memperkecil peluang para spesies terkena imbas dari faktor tekanan, misalnya pembangunan, bisa menjadi strategi penting untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim tersebut.
“Agar efektif, langkah seperti itu akan membutuhkan kerjasama erat antara praktisi konservasi dan para pengembang perumahan. Inilah yang sampai saat ini belum dilakukan,” ucap Wiens.