4 Januari 1999, Debut Mata Uang Euro

By , Jumat, 4 Januari 2013 | 13:20 WIB

Tepat 14 tahun lalu, pada 4 Januari 1999, untuk pertama kalinya zona Eropa bersatu dalam kesatuan mata uang "Euro."

Sebelas anggota Uni Eropa (EU), yakni Austria, Belgia, Finlandia, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Portugal, dan Spanyol, berharap satu mata uang ini akan meningkatkan integrasi Eropa dan meningkatkan perekonomian. Di hari perdananya, Euro ditutup dalam nilai cukup kuat yakni US$1,17.

Secara rancang desain, mata uang ini didekorasi imaji dan simbol persatuan Eropa. Lengkap dengan motif-motif yang mewakili negara anggotanya.

Tapi baru pada 1 Januari 2002, Euro yang terdiri dari delapan uang koin dan tujuh uang kertas, resmi masuk dalam sirkulasi. Ia menggantikan mata uang schilling di Austria, franc di Belgia, markka di Finlandia, franc di Prancis, mark di Jerman, lira di Italia, punt di Irlandia, franc di Luksemburg, guilder di Belanda, escudo di Portugal, dan peseta di Spanyol. Dua negara kecil non-anggota EU yakni Monaco dan Vatikan, juga ikut mengadopsi sistem ini.

Meski demikian, satu mata uang bukannya tanpa kontroversi. Ada kekhawatiran jika proses perubahan ini akan menimbulkan kekacauan, mahal, dan mengakibatkan inflasi. Bahkan juga bisa membuat sebuah negara kehilangan kontrol kebijakan ekonominya.

Inilah yang membuat Britania Raya, Swedia, dan Denmark, memilih tidak mau menggunakan mata uang Euro. Sedangkan Yunani, meski sempat ditolak sebelumnya, akhirnya masuk dalam zona Euro pada Januari 2001 dan menjadi anggota ke-12.