Menurut laporan resmi yang dirilis oleh departemen kesehatan Iran, Minggu (6/1) ini, polusi udara di Tehran telah menewaskan 4.460 orang. Ini merupakan pertanda betapa tingginya dosis karsinogen pada bahan bakar buatan dalam negeri.
Dalam pengumuman yang disiarkan di stasiun televisi pemerintah, Hassan Aqajani, penasehat menteri kesehatan Iran menyatakan, angka tersebut merupakan jumlah kematian dari periode Maret 2011.
Polusi udara merupakan derita yang terus menerus dihadapi oleh sekitar delapan juta penduduk Tehran. Tingginya tingkat polusi juga memaksa pemerintah menutup kota tersebut pada Sabtu (5/1) lalu. Ini merupakan kali kedua pemerintah menutup kota Tehran dalam sebulan terakhir.
“Dalam beberapa hari ini, jumlah pasien yang datang berobat ke rumah-rumah sakit di Tehran dengan keluhan jantung meningkat hingga 30 persen,” kata Aqajani.
Polusi di Tehran sendiri utamanya disebabkan oleh lalu-lintas yang sangat padat di kota yang berada di tengah-tengah dua buah gunung yang mengakibatkan asap polusi tak bisa bergerak ke mana-mana. Namun, kota-kota lain di Iran juga berkutat dengan masalah polusi udara, meski dalam kurun waktu tertentu.
Kondisi ini diperburuk oleh meningkatnya ketergantungan pada bahan bakar produksi dalam negeri yang berkualitas rendah dan lebih banyak menghasilkan polusi. Ini merupakan efek samping dari sanksi yang dijatuhkan oleh dunia Barat yang melarang ekspor minyak ke Iran.
Youssef Rashidi, Director of Air Quality Monitoring Services Tehran menyebutkan, karsinogen dalam bahan bakar minyak buatan Iran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan standar internasional.
“Berdasarkan standar Euro 4, jumlah karsinogen di minyak harus di bawah satu persen. Tetapi kadar karsinogen di bahan bakar buatan domestik mencapai dua sampai tiga persen,” kata Rashidi. “Level sulfur di bahan bakar minyak produksi dalam negeri juga tiga kali lebih tinggi dibanding standar,” ucapnya.
Menurut kementerian perminyakan, dalam sehari, Iran memproduksi sekitar 60 juta liter bahan-bakar minyak. Ini sesuai dengan tingkat konsumsi nasional yang sangat tinggi.
Pihak pemerintah sendiri telah berjanji untuk meningkatkan produksi bahan bakar berkualitas tinggi dengan standar Euro 4 dan 5 seperti yang biasa digunakan di negara-negara Eropa. Dari jumlah sembilan juta liter per hari menjadi sekitar 25 juta liter per hari pada Maret 2013 mendatang.