Dokumentasikan Kekayaan Tanah Air Tanpa Terbang

By , Senin, 7 Januari 2013 | 18:45 WIB
()

Sudut pandang kita dalam melihat keberagaman etnis dan budaya serta keindahan alam Indonesia bisa jadi beragam. Tetapi ada hal mendasar yang senantiasa dibutuhkan. Yaitu sumbangan informasi pariwisata itu sendiri, terlebih bila dikemas secara edukatif dan menghibur.

Dalam jumpa pers yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat (07/01), Bimo Setiawan, Direktur Kompas TV menyatakan peluncuran program baru bertajuk "100 Hari Keliling Indonesia."

Acara yang dipandu aktor Ramon Y. Tungka ini adalah berpetualang ke tempat-tempat elok di seluruh penjuru Tanah Air sekitar tiga bulan. Sebuah misi panjang menggunakan transportasi darat dan laut, atau sebisa mungkin tanpa melibatkan pesawat terbang komersial.

"Ini sebuah tayangan yang benar-benar diharapkan membuat pemirsa mengerti betapa kaya budaya dan alam Indonesia. Utamanya hal-hal yang belum pernah diangkat di stasiun televisi kita. Hal-hal yang mengingatkan tentang ke-Indonesiaan kita," demikian papar Bimo.

Tayangan ini juga didukung situs Kompas.com, Kompasiana, Tribunnews.com serta Harian Tribun. Jadi, selain sajian utama dalam bentuk program tayangan acara di Kompas TV, pemirsa dapat menikmati catatan perjalanan Ramon sampai behind the scenes dari "100 Hari Keliling Indonesia" melalui media-media ini.

Wisnubrata, Assistant Managing Editor dari Kompas.com dalam kesempatan yang sama menambahkan, "Program ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemirsa dan pembaca kami tentang hal-hal yang asli dan apa adanya, selama perjalanan dilakukan."

Hiburan musik di peluncuran program baru Kompas TV, "100 Hari Keliling Indonesia." Program ini nantinya melibatkan kerja sama beberapa media untuk menyampaikan informasi terbarunya serta bersifat dokumenter dan menghibur. (R Ukirsari Manggalani/NGT).

Selaku host acara "100 Hari Keliling Indonesia", Ramon  menyatakan, "Program ini bersifat dokumenter dan menghibur. Penyajiannya akan dikemas seperti apa adanya saat pengambilan gambar dilakukan atau as it is."

Beberapa tempat yang akan didatangi setelah melakukan start pekan depan (13/1) di Jakarta adalah Lampung, Bengkulu, Padang, Mentawai, Aceh, Pulau Rondo, Kepulauan Karimun di Riau, Putussibau di Kalimantan, menyeberang ke Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua serta berakhir di Jawa.

Ramon menuturkan, berkunjung ke pulau-pulau terluar Indonesia seperti Miangas dan Morotai merupakan hal paling menarik dan paling ia inginkan sepanjang misi perjalanan 100 hari itu.

"Saya menunggu kejutan untuk ngobrol dengan masyarakat setempat. Persiapan pribadi sudah mencapai sekitar 80 persen. Urusan mabuk laut juga sudah biasa, siap dengan antisipasi."

Bimo melanjutkan, harapannya atas program baru "100 Hari Keliling Indonesia" adalah tidak hanya dikonsumsi oleh pemirsa negeri kita, tetapi penonton mancanegara pula. "Kami menilik program-program yang banyak diminati di Asia dan acara baru kami ini dapat dimasukkan dalam salah satu klasifikasi itu."

Ramon bahkan mengimbuhkan, ia memiliki ambisi pribadi untuk mengajak masyarakat, utamanya generasi muda agar lebih mencintai negeri kita. "Saya ingin kita lebih bangga berpotret di depan Jam Gadang daripada bersama Menara Eiffel!" tandasnya.

Mari bersama menyimak tayangan program ini dan lebih dalam lagi mencintai keindahan Indonesia. Informasi pariwisata sudah pasti dikemas menarik.