Letusan Matahari Timbulkan Aurora Pekan Ini

By , Selasa, 15 Januari 2013 | 16:16 WIB
()

Akhir pekan lalu, Minggu (13/1), terjadi letusan besar di Matahari yang menyebabkan adanya plasma ke arah Bumi. Dampak dari letusan yang disebut ejeksi massa korona (CME) ini akan terlihat di Bumi sekitar tiga hari kemudian.

Disebutkan dalam situs resmi NASA, CME kali ini meninggalkan Matahari menuju Bumi dengan kecepatan 1,6 juta kilometer per jam. Meski dianggap lebih lambat dari kecepatan CME sebelumnya, ini merupakan kecepatan CME pada umumnya.

Saat menuju ke Bumi, CME bisa menimbulkan dampak badai geomagnetik. Namun, CME yang pekan ini menuju ke Bumi tidak akan menghasilkan efek badai geomagnetik yang besar.

Sebuah aurora bersinar di atas jembatan Sommaroy di Pulau Kvaloy di Norwegia bagian utara selama seminggu aktivitas Matahari yang intens. Sinar aurora muncul ketika partikel Matahari bertenaga menabrak gas atmosfer, menyala seperti neon di dalam tabung lampu. Paling umum terjadi dekat Kutub, aurora juga terjadi di lintang rendah selama badai Matahari yang kuat. (Bjorn Jorgensen)

CME ini hanya akan menimbulkan aurora yang indah dipandang di dekat Kutub Utara dan Selatan Bumi. Ditegaskan sekali lagi, CME ini tidak akan mempengaruhi sistem elektrik di Bumi, tidak mengganggu Global Positioning System (GPS), atau pun mengacaukan sistem komunikasi berbasis satelit.

CME pekan ini dianggap sebagai bagian dari siklus sebelas tahunan Matahari. Siklus ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2013 ini.

Dua region aktif di Matahri, yakni AR 11652 dan AR 11654, sudah menghasilkan empat letusan M-class berdaya rendah sejak 11 Januari lalu. Biasanya, ledakan M-class berdaya sedang bisa menyebabkan matinya gelombang radio di region kutub.

Sedangkan ledakan paling besar yang disebut X-class bisa menimbulkan dampak paling besar pada Bumi. Yakni memunculkan badai radiasi di bagian atas atmosfer dan mematikan gelombang radio. Lain lagi dengan ledakan terkecil yang disebut C-class yang hanya memiliki dampak amat kecil.