Kucing, Spesies Pemusnah Burung dan Mamalia

By , Rabu, 30 Januari 2013 | 08:27 WIB
()

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, terungkap bahwa per tahun, secara total, kucing peliharaan di Amerika Serikat memangsa sekitar 3,7 miliar ekor burung dan hingga 20,8 miliar ekor tikus, hamster, dan hewan mamalia kecil lainnya.

Artinya, kucing merupakan pemusnah spesies-spesies tersebut jauh melampaui penyebab lain seperti hilangnya habitat, zat kimia pertanian, ataupun perburuan.

Studi yang diketuai oleh Scott Loss, peneliti dari Smithsonian Conservation Biology Institute, Washington, Amerika Serikat menghitung, seekor kucing yang punya akses ke luar rumah membunuh antara 30 sampai 47 ekor burung di kawasan Eropa dan Amerika Utara dan antara 177 sampai 299 mamalia lain per tahun.

Loss dan timnya mengkalkulasikan, ada sekitar 84 juta kucing peliharaan di Amerika Serikat, di mana sekitar dua juta ekor di antaranya bisa keluar masuk rumah dan pergi menangkap mangsa. Di luar itu, ada sekitar 30 sampai 80 juta ekor kucing liar yang hidup bebas tanpa pemilik dan bertahan hidup dengan memangsa buruannya.

“Kami mengestimasi bahwa kucing bisa membunuh 1,4 sampai 3,7 miliar burung dan 6,9 sampai 20,7 miliar mamalia per tahun,” sebut Loss dalam laporannya. “Kucing tak bertuan, merupakan penyebab utama tingginya angka kematian spesies-spesies itu,” sebutnya.

Kucing. (Thinkstockphoto)

Dalam laporannya peneliti menyatakan, prediksi ini jauh lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya dan menunjukkan bahwa kucing kemungkinan merupakan penyabab tunggal utama kematian burung dan mamalia antropogenik (disebabkan oleh manusia) di Amerika Serikat. “Konservasi ilmiah dan kebijakan perlu diterapkan untuk mereduksi dampak ini,” sebut peneliti.

Menurut data “Red List” yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), kucing yang tinggal di kepulauan merupakan penyebab atau berkontribusi terhadap punahnya 33 spesies burung, mamalia, dan reptil.

Hasil studi ini sejalan dengan perdebatan sengit yang tengah terjadi di Selandia Baru, di mana Gareth Morgan, seorang pebisnis dan juga filantropis mendesak bahwa kucing harus diberantas demi menyelamatkan spesies-spesies unik negeri tersebut, termasuk kiwi, burung khas Selandia Baru yang tidak bisa terbang.