Peracun Sepuluh Gajah Kecil Kalimantan akan Ditindak Hukum

By , Rabu, 30 Januari 2013 | 12:10 WIB

Pemandangan memilukan hati terlihat saat bayi gajah kecil (pygmy) yang baru berusia tiga bulan berusaha membangunkan induknya yang sudah mati karena racun. Imaji ini beredar lewat tangkapan foto yang dirilis Departemen Satwa Liar Sabah, Malaysia, Rabu (23/1) lalu.

Induk sang bayi merupakan satu dari sepuluh gajah pygmy yang mati diracun di hutan Malaysia. Empat gajah ditemukan tewas pekan lalu, empat gajah lainnya ditemukan mati dua hari kemudian. Sedangkan dua gajah lainnya ditemukan mati pada awal Januari lalu.

Kecurigaan gajah-gajah yang terancam punah ini diracun dari adanya pendarahan di dalam tubuh dan kerusakan serius pada sistem pencernaan.Lokasi ditemukannya gajah-gajah ini juga saling berdekatan.

Menurut Sen Nathan, Kepala Dokter Hewan dari Gunung Rara Forest Reserve di Sabah, seluruh gajah berasal dari satu grup keluarga. Kesemuanya berada dalam usia empat hingga 20 tahun.

Menteri Lingkungan Sabah Masidi Manjun menyatakan, ini adalah hari yang menyedihkan bagi dunia konservasi dan Sabah. Kehilangan spesies langka sebanyak itu dalam waktu hampir bersamaan, juga menjadi kehilangan besar bagi negaranya.

"Jika benar gajah-gajah ini diracun, secara personal akan saya pastikan para pelakunya akan diadili dan membayar kejahatan mereka," ujar Masidi, Selasa (29/1).

Gajah kerdil atau pygmy merupakan salah satu spesies gajah yang paling terancam punah. Diperkirakan oleh WWF, jumlah mereka di alam liar hanya tersisa 1.500 individu. Sebagian besar hidup di Sabah.

Dari tampilan fisik, gajah kerdil adalah individu yang terlihat menggemaskan dengan telinga yang terlalu lebar jika dibandingkan dengan wajahnya. Ekornya yang kelewat panjang terkadang membuat gajah ini harus berjalan menyeretnya.

Hasil studi DNA menyebutkan, gajah ini terisolasi sekitar 300 ribu tahun lalu dari sepupu mereka di daratan Asia dan Sumatra. Hingga saat ini, spesies gajah kerdil merupakan gajah terkecil di Asia.