Jika berencana ke Hong Kong pada bulan Februari ini, maka Anda punya kesempatan menyaksikan berdirinya teater bambu nan megah. West Kowloon Bamboo Theatre, yang kembali hadir setelah kesukesan debut pada tahun lalu.
Merupakan teater kontemporer berkapasitas 800 tempat duduk yang terbuat dari sekitar 10.000 bilah bambu dan kayu daur ulang, konsepnya rancangan arsitek William Lim yang telah mendesain ulang pula eksterior bangunan dengan menambah lembaran-lembaran bahan nilon berwarna jingga cerah di atas struktur baja dan bambu.
Hasilnya adalah efek mantel pelapis warna perunggu keemasan yang mengacu pada ubin kuning mengilap dari Kota Terlarang.
West Kowloon Bamboo Theatre akan mempertontonkan seni opera tradisional. Opera Cina sudah menjadi bentuk hiburan yang dicintai masyarakat sejak 50 tahun lalu. Para nama besar yang akan tampil kali ini yaitu Law Ka-ying, Wong Chiu-kwan, dan Tse Suet-sum.
Untuk orang asing tidak perlu khawatir, karena walau opera dimainkan dalam bahasa Mandarin berdialek Kanton, disediakan subtitle bahasa Inggris di setiap pertunjukkan. Tentunya tak sekadar opera, masih ada serentetan event lain di West Kowloon Bamboo Theatre, termasuk suguhan musik dan tarian kontemporer. Program-programnya dapat dilihat di situs ini.
Sementara, Bamboo Theatre Fair—yang turut digelar mengisi rangkaian acara—bakal menjadi ajang pesta meriah sekaligus penuh nostalgia. Beragam penganan dan kerajinan buatan tangan bisa didapatkan di pameran.
West Kowloon Bamboo Theatre baru dibuka pada 30 Januari dan akan berlangsung hingga 16 Februari. Selama periode itu diperkirakan pengunjung bisa mencapai 30.000 orang, dengan puncak di sekitar hari raya Imlek yang tahun ini jatuh pada tanggal 10 Februari mendatang.
Warisan seni budaya
Teater bambu tepatnya berlokasi di pertemuan antara Canton Road dan Austin Road. Dengan kata lain, teater ini adalah bagian dari West Kowloon Cultural District (WKCD) sebagai kompleks seni dan budaya di area metropolis tersebut, di mana pertama-tama akan dibuka Xiqu Center.
Xiqu Center, yang rencananya selesai dibangun pada 2016, berdesain modern, secara khusus diarahkan untuk ruang bagi promosi serta pelestarian opera Cina dan berbagai kesenian tradisional lainnya.
"Beberapa seni tradisional kita yakini telah mati. Tapi banyak orang yang ingin menghidupkannya kembali. Jika kita tidak memahami asal-usul budaya sendiri, kita takkan mampu berinovasi. Perspektif kami pada cara mewujudkan tradisi ini tetap dengan sentuhan kontemporer," ungkap Louis Yu Kwok-lit, Direktur Eksekutif WKCD Authority.
Yu mengatakan, saat ini sebagai seni opera Kanton (Cina) sedang berada di masa peralihan. Kini statusnya dipandang sebagai kekayaan budaya, bukan lagi seperti dulu ketika opera masih populer sebagai hiburan sehari-hari. Namun masyarakat suportif menjaga seni opera yang juga salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda UNESCO ini.
Sasaran WKCD Authority, tambahnya, adalah mendorong perkembangan Hong Kong sebagai seni budaya, sekaligus industri kreatif; serta mempertegas posisi kota Hong Kong sebagai destinasi turis. "Xiqu Center akan sangat menarik bagi turis," pungkasnya.