19 Februari 1473 merupakan tanggal Nicolaus Copernicus —yang dijuluki Bapak Astronomi Modern, dilahirkan. Pada 19 Februari 2013 lalu menandai genap 540 tahun sejak kelahirannya di Torun, Polandia.
Copernicus, dikenal sebagai ahli matematika dan astronomi abad ke-16, di era Renaisans saat tumbuh berbagai ilmu pengetahuan modern. Copernicus sendiri mengembangkan teori Heliosentrisme atau Matahari sebagai pusat tata surya.
Model Heliosentris menjungkirbalikkan serta membawa kontroversi terhadap konsep tradisional yang ada waktu itu: geosentris (menempatkan Bumi di pusat alam semesta). Namun, Heliosentrisme meletakkan dasar bagi astronomi modern. Meski sempat ditentang secara resmi oleh Gereja Katolik, teori Copernicus ini akhirnya berhasil dibuktikan Galileo Galilei dengan pengamatan melalui teleskop.
Jay Pasachoff, astronom penjelajah National Geographic yang telah menerima 18 hibah penelitian dari National Geographic Society sejak 1973, mengatakan kekagumannya terhadap Copernicus.
"Ia seorang matematikawan yang hebat. Copernicus tidak bangun pada suatu hari dan tiba-tiba berkata bahwa planet-planet mengitari Matahari. Jika membaca bukunya, bisa dilihat sejumlah diagram dan tabel. Ia menunjukkan kepada kita bagaimana sistem penghitungan periode planet dari perspektif Matahari, ketimbang dari landasan yang senantiasa bergerak, yaitu Bumi kita," ungkapnya.
Pasachoff ialah salah seorang yang memegang kopi buku manuskrip Copernicus, “De Revolutionibus” (On the Revolutions). Buku ini terbit tahun 1543, dan tergolong koleksi langka di abad ini.
Copernicus juga mencurahkan tahun-tahun terakhir dalam hidupnya untuk menyempurnakan berbagai pendapat dan rumus matematika penopang teorinya.
Baca juga: 24 Mei 1543, Wafatnya Bapak Astronomi Modern
Salah satu kutipan yang terkenal dari Copernicus adalah, "Pada posisi diam, sejatinya, Matahari berada pada pusat segala sesuatu di semesta."