Sekali Lagi soal Flores – Komodo

By , Jumat, 22 Februari 2013 | 19:48 WIB
()

Kadang, sebuah karya perlu menunggu waktu yang tepat untuk tampil. Hal macam ini pun terjadi pada niat Valerianus “Valens” Reku kala 2008 menawarkan naskah buku The Komodo Dragon pada penerbit.

Penolakan oleh penerbit tak menyurutkan niat Valens, putra asli Nusa Tenggara Timur yang selama bertahun-tahun menjadi pemandu wisata di bawah perusahaan PT Kelimutu Permai (Ende), PT Savoy Bali International (Jakarta), dan PT Avianca Nusa Dirgantara (Jakarta). Buku pengetahuan tentang komodo itu ia endapkan sembari mencari sponsor.

Langkah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata – kini Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif – pada 2009 yang mencalonkan komodo sebagai salah satu dari New Seven Wonders of the World makin mengangkat pamor komodo.

Valens pun mendapat mitra, Ron Mullers yang dikenal sebagai pengusaha Papa Ron’s Pizza, mendirikan Komodo Dragon Foundation, yayasan yang berfokus pada upaya pemberdayaan masyarakat kepulauan.

Salah satu langkahnya adalah menerbitkan Buku Flores – Komodo: Permata Nusantara & Pesona Keajaiban Alam yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama di awal 2013.

Kita perlu mendukung lahirnya pakar, peneliti khusus komodo, harapan Valerianus “Valens” Reku dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Januari 2013 (Christantiowati/NGT).

Dari konsep awal memaparkan pengetahuan tentang komodo, dikembangkan menjadi buku pariwisata handy berukuran 24 x 19 sentimeter, soft cover, dengan seluruhnya menggunakan art paper untuk mendukung isi buku yang berkomposisi 50:50 untuk teks dan foto.

Dalam 220 halaman, buku ini mengungkap serba-serbi komodo (Varanus komodoensis) yang menghuni Pulau Komodo. Rinca, Padar, Gili Motang, Gili Dasami, dan bagian barat Pulau Flores.

Serta objek wisata lain di pulau tetangga yang kerap menjadi titik tolak menuju Pulau Komodo: Flores. Dalam pengalaman dan pengamatan Valens, “Ada sekitar 70 tujuan di Flores yang menarik didatangi.”

Dalam empat bab pertama, Valens cukup detail mengungkap siklus hidup komodo, termasuk foto-foto telur dan saat-saat komodo menetas yang jarang kita temui di buku panduan wisata lain soal Komodo dan Flores. “Saya ingin kita punya Komodo Institute. Kita punya hewan purba yang diakui dunia tapi ironisnya kita belum punya pakar khusus tentang komodo.”