Dianggap Polusi, Cina Akan Larang Barbekyu

By , Selasa, 26 Februari 2013 | 12:15 WIB

Anda penggemar masakan barbekyu? Siap-siap untuk tidak bisa menemukan masakan bakar-bakaran saat mengunjungi Cina. Pasalnya, pemerintah negeri tirai bambu tersebut tengah mempertimbangkan untuk melarang warganya memasak barbekyu. Tujuannya adalah untuk membantu menurunkan polusi udara, khususnya di kawasan tertentu setelah beberapa waktu ini asap kabut tebal melanda sejumlah kawasan negeri itu.

Menurut kantor berita Xinhua, lembaga pengelola lingkungan telah mengeluarkan draf panduan untuk kota-kota besar dalam mengadopsi aturan yang melarang "aktivitas terkait dengan barbekyu". Ini kemungkinan besar akan memicu kemarahan para warga yang mata pencahariannya adalah pedagang makanan kaki lima.

Langkah untuk mempertimbangkan pelarangan barbekyu ini diambil pemerintah setelah pada bulan lalu, Beijing dan sebagian besar kawasan utara Cina diselimuti polusi udara yang parah. Kondisi ini memicu kekhawatiran atas penurunan kualitas kesehatan dan memaksa penduduk menggunakan masker wajah.

Emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dituduh sebagai penyebab utama polusi udara yang tejadi. Selain itu adalah asap yang keluar dari kendaraan yang memadati jalanan. Saat kejadian tersebut, pemerintah setempat di Beijing juga sempat menutup sejumlah pabrik. Lalu, bagaimana tanggapan warga terkait pelarangan barbekyu?

Lewat media online, sejumlah warga menuliskan protes mereka terhadap rencana Ministry of Environmental Protection, Cina. Salah satu pengguna mempertanyakan bahwa apakah ada yang bisa yakin bahwa kabut asap bisa dengan mudah dikontrol setelah pelarangan barbekyu.

Warga lainnya juga menanyakan apa langkah yang akan di ambil oleh kementerian perlindungan lingkungan ke depan. Apakah mereka akan melarang memasak bagi warga yang masing menggunakan tungku perapian?

Sejumlah komentar lain menuduh bahwa kementerian lingkungan hidup Cina membidik warga biasa karena mereka tidak mampu membuat kebijakan penurunan polusi yang bisa diterima oleh kalangan industri --yang sebenarnya jauh lebih bertanggung jawab atas adanya polusi udara.