Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh University of Alabama (UAB), AS, menemukan fakta mengejutkan mengenai tempat perteluran penyu belimbing yang ada di wilayah Papua Barat.
Dokumentasi penelitian menyebut, tempat perteluran penyu belimbing (Dermochelys coriacea) di wilayah ini merosot hingga 78 persen. Padahal Papua Barat dianggap sebagai benteng terakhir pertahanan penyu belimbing di Samudra Pasifik.
Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah, Ecosphere, Selasa (26/2). Disebutkan bahwa Pantai Jamursba Medi, Papua Barat, yang menjadi rumah bagi 75 persen penyu belimbing di Samudra Pasifik, jumlah tempat pertelurannya merosot tajam dari tahun 1984 hingga 2011.
Tahun 1984, tempat perteluran ini berjumlah 14.455. Tapi pada 2011, jumlah tersebut menurun ke angka 1.532. Tiap tahunnya, hanya kurang dari 500 penyu belimbing yang bertelur di lokasi ini. Jika ini terus terjadi, maka spesies penyu belimbing sebagai penyu laut terbesar di dunia, akan musnah.
"Jika penurunan terus terjadi, dalam 20 tahun akan sulit bahkan mustahil bagi penyu belimbing untuk menghindari kepunahan," ujar Thane Wibbels sebagai profesor reproduksi biologi di UAB.
Peneliti lain yang terlibat dalam penelitian ini termasuk dari Universitas Negeri Papua (UNIPA), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), National Marine Fisheries Service, dan dari WWF-Indonesia.
Dikatakan Wibbels, jumlah penyu belimbing nantinya terus menurun hingga akhirnya tidak lagi bisa bangkit. "Kita menyaksikannya punah tepat di depan mata."
Penyu belimbing diketahui bisa berbobot hingga hampir 1.000 kilogram dan mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari satu kilometer. Kehebatan utama mereka adalah rute migrasi yang sangat panjang, mulai dari pesisir Indonesia hingga AS, pulang pergi.