Evolusikah "Dalang" di Balik Uniknya Otak Manusia?

By , Jumat, 1 Maret 2013 | 16:18 WIB

Keunikan struktur otak pada manusia mungkin tercipta sebagai akibat pascaproses evolusi. Suatu penemuan terbaru memberikan analisis yang mendukung teori menarik ini.

Otak manusia memiliki setidak-tidaknya dua buah jaringan fungsional di bagian korteks otak besar (serebrum), yang tidak ditemukan pada spesies monyet rhesus (Macaca mulatta).

Nenek moyang manusia diyakini dalam periode 25 juta tahun silam tercerabut dari keluarga monyet, dan mulai berevolusi. Sejak itu pula otak manusia kian berkembang dan sejumlah area dalam otak ada yang bertambah, menghilang, maupun berubah peran.

Jadi, gagasan ini telah mengemuka di tengah para ilmuwan sebelumnya, akan tetapi masih kekurangan bukti yang konklusif.

Ahli neurofisiologi yang melakukan studi, Wim Vanduffel, mengatakan bahwa yang dikerjakannya bersama tim ilmuwan Italia dan Amerika Serikat yaitu mencoba mencari sebuah bukti atas teori tersebut dan membuka kunci pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

"Kami lakukan pemindaian otak dengan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging), manusia dan monyet rhesus, dan mengambil hasilnya. Kemudian membandingkan visual dari aktivitas otak kedua objek itu," Vanduffel menjelaskan.

Menurut peneliti asal Universitas Katolik Leuven serta Harvard Medical School ini, hasil menunjukkan lapisan abu-abu alias korteks otak besar memproses amat banyak informasi yang berhubungan dengan penglihatan dan pendengaran pada manusia. Sementara pada monyet, nihil.

"Dengan kata lain, struktur yang secara anatomis unik dari otak manusia, justru tidak ditemukan pada monyet. Dan tak ada pula struktur-struktur lain yang berfungsi serupa di monyet," ungkapnya.

Ia menambahkan, keunikan ini kemungkinan besar pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif manusia, termasuk inteligensi atau kecerdasan.