Mengakrabi Kesederhaan Saat Nyepi di Bali

By , Jumat, 8 Maret 2013 | 17:12 WIB

Bali dalam suasana senyap, tanpa bermandikan cahaya lampu, dan minus seliweran berbagai jenis ras manusia di jalan. Itu merupakan gambaran sekilas Pulau Dewata di kala perayaan Nyepi yang tahun ini jatuh pada tanggal 12 Maret 2013.

Nyepi dalam kepercayaan masyarakat Hindu dilakukan dengan semua cara sederhana. Tanpa listrik, tanpa bicara, dan tanpa mengakrabi segala bentuk keduniawian selama 24 jam. Di hari ini, seluruh Pulau Dewata akan terdiam, semua toko tutup, dan tidak ada yang diizinkan berjalan di pantai atau pun jalanan.

Jika kebetulan Anda berkunjung ke Bali saat Nyepi, petualang National Geographic Traveler Indonesia, Manggalani Ukirsari, berbagi beberapa panduan. Diawali dengan menyiapkan makanan kering dan siap saji sehari sebelum Nyepi berlangsung.

"Makanan yang harus dimasak membutuhkan api dan kompor. Belum tentu tiap penginapan mau menyediakan ini di saat Nyepi," ujar Ukirsari yang pernah bertualang ke Bali saat Nyepi tahun 2009.

Petugas di hotel tempat Anda menginap juga akan menjaga tamu-tamu non-Bali untuk menghormati dengan cara yang sudah ditentukan. Pecalang -semacam penjaga adat Bali- akan berkeliling, memastikan para pelancong menghargai Nyepi.

"Pecalang ini akan mencegah kita membuat keributan sendiri sesama turis," tambah Ukirsari. Selain itu lampu hanya ada di kamar kita menginap. Sedangkan lampu di taman atau di bagian luar ruangan minim sekali.

Pastikan juga penerbangan menuju atau ke luar Bali di luar tanggal perayaan Nyepi. Pasalnya, Bandar Udara Ngurah Rai akan tutup saat Nyepi. Untuk tahun ini, airport akan tutup mulai 12 Maret pukul 06.00 pagi WITA dan dibuka lagi pada 13 Maret di jam yang sama. 

Meski kesemua ini terlihat kurang nyaman bagi warga perkotaan, Nyepi bisa membuat Anda berkenalan dengan ketenangan. "Nyepi bisa jadi sarana kontempelasi dan refleksi. Bisa membuat seseorang belajar hidup sederhana. Kapan lagi Anda bisa menikmati Kuta tanpa musik jedak-jeduk?"