Bangun Ekonomi Biru di Segitiga Terumbu Karang Dunia

By , Jumat, 15 Maret 2013 | 09:00 WIB

Indonesia, salah satu dari enam negara di Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle), memegang kedudukan penting bagi kelangsungan hidup laut dunia. Selain sebagai sumber utama makanan dan mata pencaharian, lokasi ini merupakan penopang bagi sekitar 120 juta manusia.

Meski demikian, harus dilakukan pemanfaatan dan pengelolaan yang berkelanjutan sesuai panduan Ekonomi Biru (Blue Economy). Sebab, dengan pemanfaatan berkelanjutan, masyarakat memperoleh keuntungan ekonomi dan ekologi jangka panjang.

Solusi pemanfaatan terbaik bagi wilayah ini akan dibicarakan dalam The 3rd Coral Triangle Regional Bussines Forum di Nusa Dua, Bali, pada 24 - 26 Maret 2013 mendatang. Dalam acara ini, akan bertemu pada perwakilan dari industri seafood, penerbangan, pariwisata, ritel, pelayaran, dan industri ekstraktif.

Mereka akan berkolaborasi dengan tema "Memadukan Keuntungan dan Keberlanjutan". Tujuan utamanya: membangun Ekonomi Biru di Segitiga Terumbu Karang Dunia.

"Walaupun tengah menghadapi ancaman serius seperti eksploitasi berlebih, lokasi ini jadi kasus menarik untuk melakukan investasi berkelanjutan," demikian pernyataan pers dari WWF-Indonesia, salah satu organisir acara, Kamis (14/3). 

Segitiga Terumbu Karang Dunia meliputi enam negara, yakni Indonesia, Filipina, Kepulauan Salomon, Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Pada awal September 2007, Coral Triangle Initiative (CTI) secara formal dikukuhkan dalam Deklarasi Para Pimpinan Negara-negara APEC di Australia.