Ringkihnya Kondisi Sang Penguasa Samudra

By , Rabu, 20 Maret 2013 | 13:30 WIB

Hiu, sebagai predator puncak, berperan penjaga keberlangsungan ekosistem. Dalam ekosistem lautan, peran hiu adalah menjaga keseimbangan dan kemantapan.

"Sudah dibuktikan secara ilmiah, jika ia menghilang dari suatu ekosistem, maka kelimpahan ikan di laut tersebut juga akan berkurang," ungkap Purwanto, Penasihat Teknis Kawasan Konservasi Laut di The Nature Conservancy (TNC), dalam acara Simposium Nasional Perlindungan Hiu, di Jakarta, Selasa (19/3).

Purwanto menambah, hiu ikut pula menjamin kesehatan dalam ekosistem perairan karena memakan ikan-ikan yang mengandung penyakit atau virus.

Ironisnya, populasi hiu secara global mengalami ancaman kepunahan. Di seluruh dunia, terjadi penurunan drastis populasi akibat tekanan perburuan. Jumlah hiu yang diburu tiap tahunnya mencapai 73 juta ekor, sebagian besar untuk permintaan sirip mereka.

Menurut Mark V Erdmann, pakar hiu dari Conservation International (CI) Indonesia, stok hiu dunia sudah menurun 75 persen, bahkan beberapa spesies tertentu hingga 90 persen.

Risiko rentannya suatu spesies sangat pun bergantung pada karakteristik sejarah hidupnya, seperti tingkat pertumbuhan, usia awal reproduksi, dan pola perkembangbiakan.

Kerumunan penduduk Manteo, Outer Banks, Carolina Utara, AS, menatap nanar ke hiu mako (Isurus oxyrhincus) yang diangkut pada lomba memancing. (David Alan Harvey).

"Reproduksi hiu lambat. Lebih seperti manusia daripada hewan," cetus Purwanto. Biota terpenting di samudra ini hanya melahirkan 5-10 anak dalam rentang waktu cukup panjang, yaitu dua hingga tiga tahun.

Indonesia saat ini menduduki peringkat tertinggi sebagai pemasok hiu dan pari manta terproduktif di dunia. Sebagai bentuk komitmen perlindungan hiu, Pemerintah Daerah Raja Ampat mengeluarkan Perda No. 9/2012 tentang Larangan Penangkapan Ikan Hiu, Pari Manta, dan Jenis-jenis Ikan Tertentu di Perairan Laut Kabupaten Raja Ampat. Langkah besar ini diambil untuk mempertahankan keseimbangan seluruh ekosistem laut.

"Penetapan peraturan ini sebuah terobosan. Sejarah dimulai dari Raja Ampat yang secara resmi mengeluarkan peraturan perlindungan hiu. Kami harap semoga bisa diterapkan di tingkat nasional," kata Director of Marine WWF Indonesia Wawan Ridwan.