Vaksin Dr. Salk Selamatkan Jutaan Anak di Dunia

By , Selasa, 26 Maret 2013 | 09:00 WIB

Tahun 1952 diperingati Amerika Serikat sebagai masa kelam akan kesehatan anak-anak bangsanya. Sebabnya, pada tahun tersebut merupakan epidemik dari polio di mana terjadi 58 ribu kasus dan memakan korban tiga ribu nyawa.

Polio pada tahun tersebut disebut juga "kelumpuhan bayi" karena menyerang anak-anak. Hingga pada 26 Maret 1953, seorang peneliti medis bernama Jonas Salk mengumumkan penemuannya mengenai vaksin yang bisa melawan poliomyelitis--virus penyebab kelumpuhan pada polio.

Setelah melalui berbagai percobaan, Salk melakukan uji coba pertama kalinya pada manusia ke diri sendiri dan keluarganya. Ketika ini sukses dilaksanakan, Radio CBS mengumumkan penemuannya dan kemudian diterbitkan pada artikel medis Journal of the American Medical Association pada 1953.

Setahun kemudian, uji coba dengan vaksin Salk dan plasebo dimulai ke hampir dua juta anak sekolah di AS. Pada 1955, diumumkan bahwa vaksin tersebut efektif dan aman digunakan. Maka dimulailah suntikan vaksin secara nasional.

Berkatnya, kasus polio yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan, bisa turun hingga di bawah angka enam ribu. Vaksin polio Salk digunakan di seluruh penjuru dunia untuk mencegah kelumpuhan pada anak, termasuk di Indonesia. Perkembangannya terus berlanjut hingga ditemukan vaksin secara oral oleh peneliti lain, Albert Sabin.

Meski demikian, dunia tetap mengapresiasi jasa Salk. Ia dianugerahi beragam penghargaan, salah satu yang ternama adalah Presidential Medal of Freedom pada 1977. Dokter yang wafat pada 1995 ini juga mendirikan Salk Institute for Biological Studies yang hingga saat ini jadi pusat penelitian medis dan sains.