Ulah Manusia Sebabkan Munculnya Gempa Besar

By , Rabu, 27 Maret 2013 | 12:30 WIB
()

Meningkatnya produksi energi telah menghasilkan pula air limbah dalam jumlah sangat besar. Air limbah itu adalah air yang bekas dipakai untuk hydrofracking (penggunaan air bertekanan tinggi untuk menembus lapisan bebatuan bawah tanah untuk mengambil gas alam) ataupun air bekas untuk memancing minyak bumi.

Setelah digunakan, air limbah yang mengandung garam serta bahan kimia itu harus disingkirkan. Sering kali, caranya adalah menyuntikkan kembali air itu ke dalam tanah.

Ternyata, dari sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Geology, serangkaian gempa bumi tak lazim, seperti misalnya gempa bumi yang terjadi di Oklahoma, Amerika Serikat, ada kaitannya dengan menginjeksikan air limbah jauh ke dalam tanah.

Menurut peneliti, gempa dengan magnitude 5,7 di dekat Prague, Oklahoma yang terjadi 6 November 2011 lalu merupakan gempa terbesar. Gempa yang terasa hingga Milwaukee, hampir 1.300 kilometer jaraknya dari pusat gempa, merupakan gempa terbesar yang pernah tercatat terjadi di Oklahoma.

Padahal, Oklahoma bukanlah kawasan yang kerap mengalami gempa besar. Menurut US Geological Survey, satu-satunya gempa signifikan yang terjadi di sana adalah pada tahun 1952 dengan guncangan bermagnitude 5,5.

Peneliti menyatakan, menyuntikkan air limbah ke bekas sumur minyak yang sudah kosong berpotensi memicu gempa. Meski jumlah limbah yang dimasukkan ke dalam bumi relatif sedikit, tetapi ia bisa menimbulkan sejumlah guncangan dan memicu guncangan utama.

“Ada satu hal penting terkait hadirnya gempa besar dari kebiasaan yang kita temukan di sini,” kata Geoffrey Abers, peneliti dari Lamont-Doherty, Amerika Serikat. “Temuan ini menunjukkan bahwa risiko gempa bumi yang diakibatkan oleh tindakan manusia yang menyuntikkan sedikit air jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya,” ucapnya.

Ilustrasi dampak gempa (thinkstockphoto)

Para peneliti juga telah menemukan kaitan antara meningkatnya jumlah guncangan di kawasan yang umumnya aman dari gempa seperti Arkansas, Texas, Ohio, dan Colorado dengan suntikan air bawah tanah.

Dalam empat tahun terakhir, jumlah gempa di kawasan tengah Amerika Serikat itu meningkat sebelas kali lipat dibanding tiga dekade sebelumnya.

Tahun lalu, sekelompok peneliti dari US Geological Survey juga menembukan peningkatan gempa skala kecil sampai menengah yang signifikan di kawasan dekat tempat tinggal manusia. Saking seriusnya risiko ini, dalam laporannya tahun lalu, National Academy of Sciences meminta untuk diadakannya penelitian lebih lanjut untuk memahami, membatasi, dan merespons kejadian-kejadian seismik yang disebabkan manusia.

Sayangnya, meski sudah ada penelitian-penelitian seperti ini, penyuntikan air limbah ke dalam tanah di sekitar kawasan Oklahoma masih terus terjadi.