Air mengandung zat radioaktif kemungkinan telah meresap ke tanah akibat adanya kebocoran sebuah tangki penyimpanan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, Jepang.
Informasi yang diungkapkan oleh operator pembangkit listrik, akhir pekan lalu itu menambah deretan masalah yang muncul akibat kerusakan yang terjadi di fasilitas tersebut.
Menurut juru bicara Tokyo Electric Power Co (TEPCO), operator pembangkit listrik Fukushima Daiichi, diperkirakan, air terkontaminasi hingga sebanyak 120 ton telah mengalir dari salah satu dari tujuh tangki penyimpanan air bawah tanah, di pembangkit yang rusak akibat tsunami itu.
Tangki tersebut, menurut TEPCO, merupakan tangki tempat penyimpanan air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor setelah cesium, zat kimia radioaktif yang meleleh pada suhu 28 derajat Celsius, disingkirkan namun senyawa radioaktif lainnya masih tetap tertinggal.
“Kini kami tengah memindahkan sisa air yang ada di tangki tersebut ke tangki lannya,” sebut juru bicara TEPCO. Meski demikian, TEPCO yakin bahwa air terkontaminasi tersebut tidak mengalir ke laut.
Kebocoran di salah satu tangki penyimpanan air di Fukushima Daiichi itu terjadi setelah salah satu sistem yang berfungsi untuk menjaga suhu bahan bakar nuklir yang sudah digunakan tetap dingin mengalami kerusakan temporer, Jumat (5/4) lalu.
Gangguan ini merupakan kejadian kedua dalam beberapa pekan terakhir. Kasus ini sekaligus menekankan perlunya perbaikan penting pada pembangkit listrik itu.
Bahan bakar nuklir, meski setelah digunakan, tetap harus dijaga suhunya agar terus dingin. Ini untuk mencegahnya mengalami overheat dan memulai reaksi atomik mandiri yang menjurus ke pelelehan bahan bakar tersebut.Pembangkit listrik tenaga nuklir itu sendiri dihantam tsunami raksasa, Maret 2011 lalu dan reaktor-reaktor yang ada di sana mengalami pelelehan lalu menyebarkan radiasi ke kawasan yang luas hingga memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah dan lahan pertanian mereka yang sudah terpolusi zat radioaktif.