Kiri kanan tepian sungai bukan saja rimbun hijau dengan pohon kayu dan rumpun bambu yang menjuntai di beberapa tempat. Riak-riak air itu menandai batu-batu besar di tepi, tengah dan kelokan sungai. Saya tak sedang berarung jeram di Ci Tatih atau Ci Tarik, tapi sedang menyusuri Ci Liwung berperahu karet.
Penulisan Ci Liwung sebagai nama sungai secara toponimi dipisah karena "Ci" berarti sungai. Namun, jika menyebut nama lokasi, maka penulisannya disambung menjadi "Ciliwung".
Kami menyusuri dermaga dekat lokasi jaring apung penyaring sampah dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sampai dermaga tepi Lapangan Rama Sinta di wilayah markas komando (mako) Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Bersamaan dengan kunjungan Gubernur DKI Joko Widodo, Jumat (5/3) lalu.
“Kalau kolam renang di markas kami sudah kemasukan air Ci Liwung, Jakarta pasti sudah banjir. Itu tanda kami harus segera menyiapkan perahu karet dan logistik untuk membantu masyarakat,” tutur Danjen Kopassus Mayjen Agus Sutomo. Ci Liwung tak bersalah.
Ditambahkannya, bila kemarau, bahkan Ci Liwung bisa jernih menampakkan batu-batu di dasar. Menyusuri Ci Liwung juga bisa menyenangkan, bahkan jadi ekowisata juga transportasi air. Jarak lima kilometer tadi hanya ditempuh sekitar 20 menit. Jauh lebih cepat daripada lewat darat yang kian padat.
“Ci Liwung bisa mencapai tinggi empat meter, meninggalkan ‘jemuran’ sampah. Sangat tak indah,” papar Letkol Inf I Putu Danny, Waas Intel Danjen Kopassus memperlihatkan foto-foto dokumentasi.
Selama ini, 130 kilometer Ci Liwung yang melintasi 41 kelurahan ini mendapat sumbangan 2,5 persen timbunan sampah Jakarta --338 ribu ton per tahun menurut penelitian Kementerian Lingkungan Hidup, 2007.
Akibatnya, 12 tahun terakhir PDAM DKI Jakarta sudah tak bisa lagi mengandalkan Ci Liwung sebagai sumber air baku. Sejak Januari 2012, Kopassus serta dalam Gerakan Ci Liwung Bersih lewat program "Green, Clean & Healthy: Jumat Bersih" yaitu berupa gerakan membersihkan sampah bersama Pramuka dan siswa.
Dilengkapi dengan "Sabtu Hijau" (menanam pohon – satu pohon bisa menyerap 200 liter air, pencegah banjir) dan "Minggu Sehat" (olahraga).