Populasi Ikan Terancam Punah Bisa Dikembalikan, Asal…

By , Senin, 22 April 2013 | 12:30 WIB
()

Alam ternyata lebih tangguh dibanding perkiraan kita. Dari sebuah studi yang dilakukan oleh Philipp Neubauer dan Olaf Jensen, peneliti dari Institute of Marine and Coastal Science, terungkap bahwa memulihkan populasi spesies ikan yang terancam punah karena ditangkap secara berlebihan selama berdekade-dekade tak sesulit yang dibayangkan. Syaratnya, para pembuat kebijakan terkait perikanan mau menentukan batas eksploitasi yang diperkenankan. Ini merupakan kabar gembira karena sebelumnya, ilmuwan memperkirakan bahwa penangkapan berlebih dalam jangka waktu yang panjang akan melumpuhkan kemampuan populasi ikan untuk kembali ke titik aman.

Ilmuwan meyakini, populasi spesies yang ditangkap berlebih selama berdekade-dekade akan sulit dipulihkan karena terlalu banyak para ikan muda dan dewasa, yang paling berkontribusi terhadap reproduksi, tertangkap jaring nelayan.

Dalam studi, kedua peneliti beserta timnya mengamati 153 spesies ikan dan invertebrata lain di seluruh dunia yang jumlah populasinya telah turun di bawah 50 persen. Data-data dari instansi perikanan di seluruh dunia digunakan. Ternyata, Neubauer dan Jensen berhipotesa, banyak spesies ikan yang ditangkap berlebihan telah beradaptasi terhadap kondisi tersebut dan menjadi dewasa pada usia yang lebih dini.

Ini memungkinkan jumlah populasi mereka pulih lebih cepat jika para pejabat terkait menegakkan aturan ketat terkait tangkapan ikan dan memberikan waktu yang cukup bagi para ikan untuk memulihkan jumlah populasinya.

Ilustrasi ikan purba (Thinkstockphoto)

“Pemulihan populasi laut yang tereksploitasi berlebihan akan menjadi solusi yang menguntungkan bagi konservasi perikanan. Ia akan mengurangi beban yang harus ditanggung populasi ikan liar dan ekosistem terkait, dan pada akhirnya akan meningkatkan tangkapan, keuntungan, serta keamanan pangan,” sebut Neubauer dan Jensen, dalam laporannya yang dipublikasikan di jurnal Science.

Sebelum ini, Neubauer merupakan salah satu ilmuwan yang yakin bahwa overfishing selama berdekade-dekade akan mengakibatkan lambatnya pemulihan spesies yang bersangkutan setelah penangkapan dibatasi.

“Hipotesa saya, berdasarkan studi terdahulu adalah, stok spesies ikan yang dieksploitasi berlebihan di laut dalam jangka waktu lama akan sulit untuk kembali,” kata Neubauer. “Jadi, hasil studi terbaru ini cukup mengejutkan,” ucapnya.

Meski demikian, tetap ada kabar buruk. Populasi spesies ikan yng telah mengalami overfishing secara serius dalam kurun waktu relatif singkat akan sulit untuk pulih. Hal yang sama berlaku bagi ikan yang proses reproduksinya lambat namun juga tereksploitasi berlebih. “Tantangan bagi para pembuat kebijakan adalah mengenali overfishing sejak dini dan menentukan batas tangkapan efektif,” kata Neubauer.

“Alam tidak seringkih yang kita duga,” kata Jensen. “Hanya karena stok ikan telah tereksploitasi habis dalam kurun waktu lama, bukan berarti kita harus merelakannya begitu saja,” ucapnya.

Sebagai contoh, populasi spesies ikan Summer flounder yang tinggal di kawasan mid-Atlantic, Amerika Serikat, telah kembali normal. Ini berkat adanya batasan ketat terkait tangkapan ikan tersebut.