Daerah Aliran Sungai Ci Liwung strategis untuk kehidupan. Inilah yang membuat warga DKI Jakarta berbondong tinggal di bantarannya. Menurut penelitian, tercatat 14.000 Kepala Keluarga (KK) atau 72.000 jiwa masyarakat tinggal di bantaran Ci Liwung Jakarta.
Kondisi ini membuat ekologi daerah aliran Ci Liwung semakin kritis. "Kondisi ini, misalnya dapat dilihat dari Indeks Penggunaan Ruang (IPR) dan limpasan air yang semakin meningkat mulai dari daerah hulu sampai hilir," demikian disampaikan Tarsoen Waryono, Staf Pengajar Departemen Geografi FMIPA-UI, dalam diskusi di Depok, Kamis (25/4).
Padahal, tambah Tarsoen, dari sisi air saja, Ci Liwung menyediakan sumber air yang begitu melimpah. Volume air Ci Liwung yang terbuang percuma ke laut diperkirakan 900 juta meter kubik setiap tahun.
Sahroel Polontalo, dari Komunitas Peduli Ciliwung Depok, menyatakan indikator Ci Liwung memperlihatkan kondisi gawat sehingga perlu penanganan. Masyarakat secara swadaya pun dapat melakukan banyak hal demi lestarinya Ci Liwung.
Inilah yang coba dilakukan oleh Civitas Universitas Indonesia melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Mapala. Mereka akan menggelar Half Marathon Run Foriver, yakni kegiatan lari pagi yang melibatkan publik pada 12 Mei 2013 di kampus UI Depok.
Gerakan ini tidak lupa dibarengi adopsi pohon untuk ditanam di hulu Ci Liwung di Cisarua. Di mana setiap pelari akan menyumbangkan satu pohon untuk ditanam dan dirawat selama tiga tahun oleh Mapala UI. "Banyak inisiatif masyarakat yang telah dilakukan untuk mendukung pemulihan ekosistem. Inisiatif ini perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat luas," ujar Sahroel.