Mengapa Anak Hiu Makan Saudaranya Sendiri?

By , Kamis, 2 Mei 2013 | 16:44 WIB
()

Embrio hiu diketahui memakan saudara-saudara kandungnya di rahim sang ibu. Embrio terbesar akan memakan embiro lain yang lebih kecil.

Sebelumnya tidak pernah diketahui mengapa ini dilakukan si embrio. Namun, pengkajian yang dikeluarkan dalam jurnal Biology Letters membuka jawabannya. Aksi kanibalisme ini dilakukan sebagai bentuk persaingan antargaris keturunan bapak di rahim. Di mana bayi dari bapak yang berbeda bersaing satu sama lain untuk dilahirkan sang ibu.

Kesimpulan ini didasari observasi pada embrio hiu macan pasir (Carcharias taurus) pada berbagai tahap kehamilan. Ditemukan bahwa kemudian bayi yang dilahirkan hanya berasal dari satu bapak. Penelitian ini menyampaikan bahwa kanibalisme di embrio hiu ini merupakan strategi bersaing dari para jantan untuk memastikan garis keturunannya diteruskan.

Kantung telur hiu (Thinkstockphto)

"Pada beberapa spesies, persaingan garis keturunan jantan terus berlangsung melewati titik betina mengawini jantannya," kata pendamping penulis laporan ini, Demian Chapman, biolog kelautan dari Stony Brook University, New York, Amerika Serikat, Rabu (1/5).

Kanibal kecil

Umumnya induk hiu macan pasir melahirkan dua bayi hiu, masing-masing dengan panjang satu meter. Saat dewasa, si bayi akan tumbuh hingga 2,5 meter panjangnya.

Kebiasaan memakan saudara-saudaranya sendiri di rahim sudah diketahui para pakar sejak tahun 1980-an. Mereka memakan satu sama lain di usia lima bulan kehamilan. Ganasnya bayi-bayi ini sampai memunculkan legenda bahwa mereka akan menggigit tangan pengkaji yang coba meneliti ke dalam rahim sang ibu.

Biasanya ada 12 embrio yang memulai tumbuh kembangnya di rahim. Lalu, semua akan dimakan oleh embrio terbesar. Strategi persaingan macam ini memberi dampak positif berupa bayi yang lahir lebih besar dibanding spesies hiu lainnya.

Meski demikian, masih jadi misteri mengapa keturunan satu jantan tertentu lebih sukses dibanding keturunan jantan lain. "Seleksi seksual lebih mirip perlombaan evolusi, jantan dan betina pada dasarnya mencoba melompati satu sama lain," kata biolog kelautan dari University of North Florida, James J Gelsleichter.