Ketika acara pembukaan Turkish Culinary and Cultural Festival Week di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (29/4) lalu, berakhir dan para undangan mulai beranjak pulang, justru tuan rumah (warga Turki) meneruskannya dengan acara tari rakyat. Tak terkecuali Duta Besar Turki untuk Indonesia, Yang Mulia Zekeriya Akçam ikut serta mengabadikannya dalam bentuk video.
Tradisi menari dalam masyarakat Turki banyak dipengaruhi saat Kerajaan Ottoman berjaya. Bentuk tariannya beragam, merunut daerah masing masing-masing, seperti wilayah Anatolia, pesisir Laut Hitam, Turki bagian Eropa.
Untuk menggambarkan sebuah kegembiraan biasanya para penari muncul dalam kostum penuh warna dan gerakan penting yang ditampilkan adalah berbaris dan membentuk lingkaran. Bar merupakan salah satu jenis tarian khas Turki yang memiliki unsur-unsur ini: para penari berdiri bersebelahan, berpegangan tangan lalu berganti saling melingkarkan lengan dan memegang bahu. Biasanya kelompok perempuan dan lelaki dipisahkan.
Malam itu yang disaksikan awak National Geographic Traveler kiranya adalah bar bagi kaum hawa. Para pria berdiri menonton sembari bertepuk tangan, sementara para perempuan menari dengan formasi mirip dansa polonaise, diiringi instrumen davul (semacam drum), gitar dan kibor.
Dalam suasana kemeriahan menari itulah, terlihat kegembiraan tetamu asli Turki yang menonton atau melakukan gerak tari. Inilah cara mereka mengobati kerinduan pada kultur tanah air sendiri.