Membantai Anjing Demi Cita-cita

By , Kamis, 16 Mei 2013 | 06:59 WIB

Dorcas Brown dan David Anthony, arkeolog dari Hartwick College Oneonta, New York sempat terkejut saat tiba-tiba menemukan tulang belulang anjing dan serigala ketika mereka  menggali situs Zaman Perunggu Krasnosamarkskoe di Volga, Rusia. Tulang belulang setidaknya berasal dari 51 ekor anjing dan 7 ekor serigala. Arkeolog mengklaim seluruh binatang tersebut mati selama musim dingin berlangsung. Kesimpulan ini didapat dengan mendeteksi dari tanda dan pola-pola yang terdapat pada gigi. Seluruh hewan tersebut telah dikuliti, dipotong-potong, dibakar kemudian dicincang dengan kapak.Layaknya tukang daging profesional, daging tersebut dipotong dengan cara yang tepat dan sesuai standarisasi, moncong anjing dipotong menjadi tiga bagian dan tengkoraknya mejadi fragmen yang bentuknya geometris dengan ukuran 1 inchi atau lebih. "Ini merupakan hal aneh dan tidak biasa," kata Anthony.Brown dan Anthony meyakini bahwa penyembelihan anjing semacam ini merupakan bagian dari suatu ritual yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa Eropa pada zaman dahulu. Hal ini juga diyakini oleh Pam Crabtree, arkeolog dari New York University yang tidak tergabung dalam penelitian ini. Menurut Crabtree, pola potongan daging yang ditemukan di Krasnosamarkskoe sangat berbeda dengan yang biasanya digunakan oleh bangsa Eropa pada zaman pra sejarah, di mana mereka memotong bagian tubuh lainnya dari anjing untuk dijadikan santapan mereka.Demi mencari jawaban atas misteri tulang belulang anjing dan serigala, Anthony dan Brown menyisir juga menganalisa mitologi, lagu dan syair pada masa Eurasia Awal yang mana bahasanya memiliki kedekatan dengan bahasa Indo-Eropa. Banyak pembicara yang mengatakan bahwa Indo-Eropa kuno erat kaitannya dengan anjing dan neraka. Dengan membaca doa, syair yang ditulis oleh kaum Indo kuno sekitar tahun 1400 Sebelum Masehi, para peneliti menemukan gambaran dari upacara rahasia bagi anak laki-laki mereka dengan harapan kelak akan menjadi prajurit. Saat usia anak laki-laki menginjak usia 8 tahun, anak tersebut harus menjalani sebuah ritual. Mereka dimandikan, dicukur rambutnya, kemudian mereka diberikan kulit binatang untuk mereka kenakan. Delapan tahun kemudian, mereka mulai menjalani upacara ditengah musim dingin, dimana merupakan ritual kematian dan memulai perjalanan menuju neraka. Setelah menjalani ritual tersebut, mereka akan mulai meninggalkan rumah dan keluarga mereka, tubuh mereka di cat hitam dengan mengenakan jubah yang berasal dari kulit anjing dan bergabung dengan sekelompok prajurit.Arekolog berpendapat bahwa upacara ini mirip seperti ritual yang diadakan di Krasnosamarskoe ketika awal musim dimulai, dimana bergulirnya titik balik matahari dari musim dingin menuju titik balik matahri musim panas. Brown dan Anthony berspekulasi bahwa ritual ini mengharuskan anak laki-laki tersebut membunuh hewan peliharaan mereka sendiri. Hal ini terlihat dari usia taring bintang yang mati berkisar antara 7 hingga 12 tahun, ini menunjukkan bahwa mereka telah menjadi sahabat sejak kecil bahkan sedari mereka lahir."Ritual ini menciptakan banyak persepsi," ujar Brown. Misal bila seorang anak ingin menjadi pejuang, maka harus menjadi pembunuh terlebih dahulu demi mendapatkan jubah dari kulit binatang. atau transisi sipil ke militer merupakan transisi yang sangat sulit karena Anda harus melatih orang untuk membunuh terlebih dahulu.