Ekosistem Air Hitam Sebangau

By , Rabu, 22 Mei 2013 | 09:29 WIB
()

Menemui air jernih di sebuah danau atau air kecokelatan keruh di sungai rasanya sudah biasa. Tetapi bagaimana rasanya bila berenang atau berjalan mengarungi  perairan berwarna cokelat jernih—mirip warna salah satu merek minuman bersoda? Hadirlah sebuah keunikan!

Inilah pengalaman yang didapat National Geographic Traveler saat diundang WWF Indonesia mengikuti Supporting Appreciation Trip, Journey to the Heart of Borneo. Berlokasi di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah.

Ekosistem air hitam rawa gambut di kawasan Taman Nasional Sebangau (R Ukirsari Manggalani/National Geographic Traveler)

Taman nasional yang menjadi rumah bagi orangutan liar ini berada di antara Sungai Katingan dan Sungai Sebangau. Memiliki luasan sekitar 568,700 hektare dan didominasi hutan rawa gambut, dikenal sebagai ekosistem khusus air hitam. Warna ini berasal dari bahan-bahan organik yang membusuk di rawa gambut sehingga mengakibatkan air menghitam dan berbagai organisme unik hidup mendiaminya.

Dari danau-danau ekosistem air hitam ini, Anda dapat menjumpai sekitar 36 jenis ikan. Termasuk jenis patin dan baung yang dapat dikonsumsi dengan pengambilan merunut prinsip kearifan lokal: digunakan secukupnya serta tidak melibatkan unsur racun perusak lingkungan.

Sedangkan fauna yang dilindungi antara lain terdapat orangutan (Pongo pygmaeus), beruk (Macaca nemestrina), kelasi (Presbytis rubicunda), bekantan (Nasalis larvatus) dan beruang madu (Helarctos malayanus). Untuk floranya: pohon ulin, anggrek hitam dan anggrek tanduk rusa.