“Tidak ada yang dapat mengalahkan serunya meluncur dengan roket ke luar angkasa dan berada dalam kondisi tanpa bobot,” papar Josh Resnick, sebagaimana dimuat dalam rubrik Pejalan Cerdik National Geographic Traveler edisi Juli 2010. Produser video game asal Amerika ini menghadiahi dirinya sendiri saat berulang tahun ke-40 dengan melakoni perjalanan keliling sub-orbital selama dua jam menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceShip Two.
“Ini merupakan pencapaian tertinggi saya,” lanjut sang “austronot” yang rela membayar Rp 1,8 miliar demi mengikuti tur luar angkasa yang dioperasikan Virgin Galactic milik Richard Brenson.
Memasuki era milenium, tur ekstrem menggapai angkasa—bahkan luar angkasa sekalipun—sangat memungkinkan dilakoni para petualangan berkantong tebal. Mereka bisa melakoninya bersama operator tur profesional, seperti Virgin Galactic.
Operator tur angkasa di negara-negara maju, Amerika Serikat dan Rusia, antara lain menawarkan tur balon udara, tur aerobatik, dan tur luar angkasa. “Di Rusia, sipil bisa membayar sejumlah uang untuk menjadi tandem pilot pesawat jet tempur MiG-29 dan merasakan manuver aerobatik,” jelas Redaktur Pelaksana Majalah Angkasa Beny Adrian. “Tentu saja, terlebih dahulu ia harus lulus tes fisik.”Sejauh ini, operator tur angkasa belum populer di Indonesia. “Kalau pun ada, sangat spesifik dan sifatnya privat,” kata Beny. Meski demikian, pengalaman bertualang ekstrem di angkasa memungkinkan selagi ada event.
Saat Breitling Jet Team melawat ke Asia Tenggara, beberapa waktu lalu, mereka mengajak tujuh warga negara Indonesia mengikuti joy flight dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Salah satunya ialah Daniel Mananta. “Sama sekali tidak takut, karena pilot sangat profesional. Hanya sedikit tegang saat pesawat bermanuver tegak lurus ke angkasa,” papar artis yang sekaligus pemilik clothing-line "Damn I Love Indonesia".
Sebelum joy flight, ketujuh pilot pesawat jet tempur L-39 C Albatros buatan Ceko yang memiliki kecepatan 750 kilometer per jam ini menggelar pertunjukan udara berdurasi 25 menit, meliputi enam formasi terbang dan sebelas sekuen aerobatik, termasuk Apache Roll dan Vertical Split.
Sepanjang lawatannya, pilot Jacques Bothelin, Bernard Charbonnel, Christophe Deketelaere, Francois Ponsot, Frederic Schwebel, Phillipe Laloix, dan Patrick Marchand, juga terbang melintasi Candi Borobudur di Magelang, Indonesia, Gunung Pinatubo di Filipina, Marina Bay di Singapura, dan Menara Kembar Petronas di Malaysia.