Dua Putra Indonesia Kembali Menjejaki Everest

By , Jumat, 24 Mei 2013 | 14:37 WIB

Kamis lalu, 23 Mei 2013 pada pukul 04.45 dan 05.00 waktu setempat, Martin Rimbawan (28) dan Fajri Al Luthfi (28) yang tergabung dalam Ekspedisi 7 Summits Indonesia dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri, berhasil mengukuhkan diri mereka sebagai seven summiteers di puncak Everest (8.850 meter). Jika pada tahun lalu dua pendaki Wanadri, Iwan Irawan dan Nurhuda berhasil mencapai puncak melalui jalur utara yang terletak di sisi Tibet, pendakian kali ini ditempuh melalui jalur selatan yang merupakan bagian dari negara Nepal.

"Setelah mendaki selama tujuh jam, akhirnya kami tiba di Camp 4. Sudah menggunakan oksigen. Kondisi tim tinggal sisa tenaga terakhir untuk final push pukul 10.00 nanti malam," ungkap Fajri melalui pesan singkat pada Selasa (21/5) malam. Namun akibat cuaca yang buruk, pendakian menuju puncak ditunda hingga keesokan harinya, dimulai pada pukul 20.00 waktu lokal.

Camp 4 yang terletak di ketinggian 7.906 meter merupakan pintu gebang dari "death zone" atau zona maut. Zona ini memiliki ketinggian di atas 8.000 meter. Setelah memasuki zona maut, pendaki yang tak menggunakan bantuan oksigen akan menghadapi banyak keterbatasan. Tanpa oksigen yang cukup, manusia akan kehilangan kemampuan untuk bertahan dari dingin, dan tubuh tak lagi bisa beraklimatisasi dalam ketinggian ini. Istilah death zone diciptakan oleh Edouard Wyss-Dunant, seorang dokter berkebangsaan Swis pada 1953.

Para pendaki Wanadri ini telah berada di Nepal sejak awal April, untuk melakukan proses aklimatisasi atau penyesuaian fisiologis terhadap keadaan sekitar, terutama ketinggian.

"Syukur kami sampaikan atas pencapaian ini, semoga Allah SWT tetap menyertai para pendaki kita untuk bisa selamat kembali ke tanah air," ucap Endriartono Sutarto, Ketua Umum Ekspedisi 7 Summits Indonesia.

Istilah seven summits sendiri muncul dari pendaki Richard Bass atau yang lebih dikenal dengan nama Dick Bass asal AS, pada 1985. Lulusan Yale University jurusan geologi ini mengemukakan tujuh puncak tertinggi yang ada di tujuh bentukan benua (Denali-Amerika Utara, Aconcagua-Amerika Selatan, Elbrus-Eropa, Kilimanjaro-Afrika, Vinson Massif-Antartika, Everest-Asia, dan Kosciuszko-Australia).

Namun Pat Morrow, seorang pendaki Kanada, mengusulkan Carstensz Pyramid di Papua, sebagai pengganti Kosciuszko. Orang yang telah menuntaskan pendakian ke tujuh puncak itu akan menyandang titel seven summiteer.

Dengan kesukseskan pendaki-pendaki terbaik Wanadri menapaki Everest, kini Indonesia bisa berbangga diri pada dunia, dengan memiliki 8 orang bertitel ini. Keempat 7 summiteers perdana berasal dari tim Indonesia Seven Summits Mahitala Unpar, yang juga telah menjejaki Gunung Kosciuszko di Australia pada 5 Mei 2012.