Region Afar di Utara Ethiopia merupakan salah satu tempat paling terik di Bumi. Sebagian dari wilayahnya berada di level lebih dari 91,44 meter di bawah permukaan laut. Menjadikannya bak wajan dengan suhu yang bisa mencapai nyaris 49 derajat Celcius pada saat musim panas.
Namun, Afar juga menjadi rumah bagi salah satu sumber daya terpenting bagi manusia: garam. Selama berabad-abad lamanya, masyarakat Afar menambang garam yang merupakan peninggalan dari Laut Merah sekitar 30.000 tahun lalu.
Saat ini, para penambang garam mengambil sumber daya itu dan memenuhi punuk dari unta sebagai pembawa garam ke pasar di kota. Perjalanan yang memakan waktu harian itu nantinya akan berakhir di truk yang mendistribusikan garam ke tempat lain.
Sejak masa pertengahan, unta menjadi alat transportasi utama di Afrika. "Transportasi selalu jadi kunci utama dalam bisnis garam," tulis Mark Kurlansky dalam bukunya Salt: A World History, seperti dilansir Sabtu (25/5). Di kota Berahile, Ethiopia, para pekerja memindahkan garam yang berbentuk kepingan hasil panen di Afar. Sedangkan kota Mekele disebut sebagai salah satu rute garam terpenting di Ethiopia karena dari sinilah garam kemudian didistribusikan ke penjuru negara.
Di Mekele, garam dibentuk menjadi bongkahan besar panjang yang disebut amole. Dan, seperti layaknya peradaban di masa lalu, garam juga pernah digunakan sebagai mata uang di Ethiopia.
Laporan terbaru menyebut akan ada jalur baru yang dibuat untuk memudahkan distribusi garam karena memperpendek perjalanan antara Behile dengan Mekele. Namun, jalur ini ditakutkan akan mengancam produksi garam tradisional sebab akan memicu tumbuhnya industri garam yang lebih modern.