Hadirnya jasa penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC) kian menyemarakkan angkasa Nusantara. Berbagai rute baru dibuka: menjadikan kota-kota kecil yang semula tak dikenal bermetamorfosis sebagai destinasi baru.
Dengan semakin berkembangnya pariwisata lokal, semakin terbuka pula kesempatan bagi pejalan untuk berpelesir dan mendekatkan diri dengan kearifan tradisi warga lokal. Ujung-ujungnya, perekonomian lokal bergeliat sekaligus menguntungkan berbagai pihak.
“Sebelum membeli tiket, sebaiknya pejalan memahami dunia LCC,” saran VP Marketing & Communication Citilik Indonesia Aristo Kristandyo, di Citicon, Jakarta Barat (14/5).
Yang perlu dipahami, antara lain: biaya ekstra untuk urusan check in di bandara, barang bawaan, pembayaran dengan kartu debit/kredit, dan kursi pilihan. Solusinya: check in secara online, bawa barang seperlunya, cermati regulasi pembayaran dengan kartu debit/kredit, dan pilih kursi hanya bila bepergian bersama balita atau manula.
Meski berbiaya murah, bukan berarti LCC “mengkhawatirkan” dari sisi keamanan dan kenyamanan. CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar memastikan unit-unit pesawat Citilink yang berbasis LCC bukan lungsuran atau bekas pakai.
Hal ini ditegaskannya saat acara pengoperasian perdana Airbus A320, pesawat terbaru Citilink, pada Minggu (26/5) di GMF AeroAsia Hanggar 2, Cengkareng, Tangerang. Unit-unit pesawat lama dari anak perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk ini pun berusia kurang dari setahun.
Airbus A320 yang diproduksi di Toulouse, Prancis, ini mengandalkan sistem kendali sinyal elektronik atau fly-by-wire. Dengan dioperasikannya pesawat baru dan canggih berkapasitas 180 penumpang ini tentu saja semakin meningkatkan konektivitas kota-kota destinasi Citilink. Demikian papar CEO Citilik Indonesia Arif Wibowo.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantoro yang hadir di acara ini menambahkan, “Tidak cukup hanya punya pesawat, lakukan langkah-langkah untuk winning the heart of customer.”