Pada akhir Mei 2013, tepatnya pada tanggal 31, asteroid 1998 QE2 akan melintas mendekati Bumi dengan jarak sekitar 5,8 juta kilometer. Jarak ini kira-kira setara dengan 15 kali jarak Bumi dengan Bulan.
Asteroid yang ditemukan pada 19 Agustus 1998 ini dianggap kurang menarik karena tidak mengancam bagi planet kita. Meski demikian, kehadirannya bisa menjadi ladang pembelajaran sains karena membuat peneliti mengungkap ukuran, bentuk, rotasi, dan fitur permukaannya. Demikian disampaikan astronom Lance Benner sebagai kepala investigator radar observasi Goldstone untuk Jet Propulsion Laboratory di California, Amerika Serikat, pekan lalu.
"Asteroid 1998 QE2 akan jadi target imaji mengagumkan di Goldstone and Arecibo. Kami berharap bisa mendapat serangkaian imaji beresolusi tinggi yang dapat mengungkap fitur permukannya," ujar Benner.
Ditambahkan Benner bahwa mereka akan menggunakan data yang baru tersebut untuk meningkatkan kalkulasi orbit dan memperhitungkan pergerakannya di masa mendatang. Jarak yang akan tercipta pada 31 Mei 2013 sendiri merupakan yang terdekat paling tidak hingga dua abad berikutnya.
Asteroid 1998 QE2 ditemukan melalui program Massachusetts Institute of Technology Lincoln Near Earth Asteroid Research (LINEAR) di dekat Socorro, New Mexico. Panjangnya diperkirakan sekitar 2,7 kilometer dan dinamai oleh NASA-supported Minor Planet Center di Cambridge, AS.
Badan ini menamai asteroid yang baru ditemukan dengan diawali tahun pertama penemuan, diikuti dengan kode alphanumerik yang mengindikasikan pertengahan bulan penemuannya dan urutan dalam pertengahan bulan itu.
Sementara imaji dari radar Goldstone sendiri bisa menampilkan fitur dari asteroid yang hanya sepanjang 3,75 meter dari jarak empat juta mil jauhnya. "Sangat mendebarkan bisa melihat detail imaji asteroid ini (1998 QE2) untuk pertama kalinya," kata Benner.
Asteroid yang berhasil ditangkap gambarnya selama ini memiliki beragam bentuk yang khas. Ada yang mirip dengan tulang anjing, pin bowling, permata, kue muffin, bahkan kentang. Untuk benda langit ini, NASA menempatkannya dalam prioritas terdepan karena memiliki potensi untuk menghantam Bumi.