Bocah 19 Tahun Upayakan Damai AS - Soviet

By , Selasa, 28 Mei 2013 | 08:00 WIB

26 tahun lalu, tepat pada 28 Mei 1987, pesawat bermesin tunggal Cessna mendarat di Lapangan Merah, Uni Soviet. Dari rekaman video yang ada, masyarakat setempat yang saat itu dikenal tertutup dari dunia luar, tertegun dengan hadirnya pesawat tersebut.

Lebih mengejutkan lagi, pilot yang muncul dari dalam kokpit ternyata hanyalah anak muda berusia 19 tahun bernama Matthias Rust (kadang ditulis "Mathias"). Penampilannya yang kurus lengkap dengan kacamata besar tidak menyiratkan adanya ancaman. Warga pun dengan ramah menyambut dan mengajaknya berbincang.

Tapi tidak demikian dengan militer setempat yang langsung membawanya untuk diamankan. Kedatangan Rust yang merupakan warga Jerman di ikon utama Soviet menjadi tamparan bagi negara komunis tersebut. Ini menunjukkan betapa lemahnya pertahanan Soviet hingga bisa ditembus oleh pesawat kecil yang dikendarai Rust.

Apalagi di waktu kejadian, negara pimpinan Mikhail Gorbachev itu tengah menjalani Perang Dingin dengan Amerika Serikat. Dengan segera Gorbachev memecat Menteri Pertahanan-nya. Sementara AS menjadikan ini sebagai bahan celaan, di mana salah satu diplomatnya berseloroh, "Mungkin harusnya kita membangun Cessna yang banyak."

Rust memulai perjalanan dari Bandara Internasional di Helsinki menuju Moskow. Entah tidak terdeteksi atau tidak dipedulikan oleh radar Soviet, ia akhirnya melayang di udara Lapangan Merah dan mendarat di dekat Kremlin. Rust sempat ditahan selama 18 bulan karena dianggap mengganggu wilayah udara Soviet.

"Saya pikir saat itu peluang untuk sampai ke Moskow sekitar 50-50, tapi saya yakin melakukan hal yang tepat. Saya hanya harus berani melakukannya," kata Rust dalam wawancara Juli 2005 yang menambahkan aksi ini dilakukan demi menjadi jembatan perdamaian dan meredakan tensi antara pihak Soviet dan AS.

Empat tahun sebelumnya, pihak Soviet dikritik karena menembak jatuh pesawat komersial milik Korea yang masuk wilayah udaranya. Tapi dengan masuknya Rust ke Lapangan Merah, Soviet kembali dikritik karena memiliki pertahanan yang lemah.

Atas kritikan ini, salah satu pejabat Rusia berketus,"Anda mengkritik kami karena menembak pesawat, kini Anda kritik lagi karena kami tidak menembak pesawat."