Perlengkapan Menempuh Everest, Dulu dan Kini (I)

By , Kamis, 30 Mei 2013 | 09:00 WIB
()

Sejak pertama kali Gunung Everest didaki pada tahun 1920-an, banyak perubahan yang terjadi. Terutama dari sisi kesiapan manusia untuk menuju si Atap Dunia. Buku The Call of Everest keluaran National Geographic Books memberi beberapa perbandingan alat-alat yang digunakan manusia dulu dan kini. Kami sajikan lima di antaranya.

Altimeter (1924 - 2012)

Pionir George Mallory wafat saat mendaki gunung ini pada tahun 1924. Jenazah dan altimeternya baru ditemukan saat ekspedisi Conrad Anker pada 1999. Dari altimeter itu, sejarawan Everest berharap bisa menentukan titik ketinggian Mallory.

Perbandingan backpack pada tahun 1963 dan 2012 (Mark Theissen/Becky Hale, NGS [kiri], Black Diamond Equipment [kanan])

Namun, hal ini gagal dilakukan karena alat tersebut sudah rusak. Altimeter yang kini digunakan adalah Trimble GeoXH 6000, juga berperan sebagai peta dan navigasi. Lengkap dengan sistem operasi Windows mobile dan kamera.

Backpack (1963 - 2012)

Dulu, para pendaki harus membawa backpack yang berat dengan frame alumunium, dan dikencangkan di bagian punggung.

Kini, backpack yang digunakan sudah lebih nyaman dan ringan. Beberapa merk ternama juga dirancang menggunakan frame internal agar penggunanya lebih leluasa bergerak.

Oksigen (1953 - 2012)

Saat Ekspedisi Bristish Everest tahun 1953, tiap pendakinya dibebani dengan sistem oksigen seberat 15,8 kilogarm. 59 tahun kemudian, tim dari National Geographic melalui jalur yang sama dengan mereka tapi dengan bobot sistem oksigen hanya 2,4 hingga 3,4 kilogram.