“Jangan bertanya jauh atau dekat, tapi lihatlah, melewati jalur macet atau tidak.” Ini perbincangan umum sehari-hari soal kemacetan Jakarta yang kian tak manusiawi. Tak lagi mengenal jam sibuk pagi dan sore, tapi sudah sepanjang hari, hampir di semua ruas jalan.
Bila punya janji temu, diperlukan waktu tenggang agar tiba tepat waktu. Bagi pebisnis yang berkantor di kawasan industri, tersedianya fasilitas pertemuan dan menginap yang memadai, akan menghindari kemungkinan membuang waktu mengarungi kemacetan menuju pusat kota untuk temu bisnis.
Hal inilah yang mendasari PT Grahawita Santika, pemilik jaringan hotel Santika, membangun Hotel Santika Rawamangun. Berlokasi strategis di Jalan. Ahmad Yani Nomor.11, di tepi jalan utama yang lebih dikenal sebagai by pass, penghubung ke Kawasan Industri Pulogadung.
Hotel bintang tiga ini menjadi pelopor di Timur Jakarta seputar Rawamangun – Pulogadung yang dipenuhi perkantoran, tempat usaha dan industri. Peletakan batu pertama dilakukan pada Kamis (16/5) lalu di lahan 1.865 meter persegi yang menandai pembangunan 15 lantai untuk 140 kamar – 133 kamar superior dan 7 suites.
Fasilitas 13 ruang pertemuan, coffee shop, dan kolam renang di atap mengukuhkan sasaran bagi pebisnis. September 2014 ditargetkan Santika Rawamangun sudah bisa melayani tamu.
Hingga kini, Hotel Santika dapat ditemui di 14 lokasi -- BSD – Tangerang, Jakarta, Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Bali, Bengkulu, Bangka, Surabaya, Makassar, Mataram, Pontianak, dan Palu.
Sebagai salah satu unit usaha Kelompok Kompas-Gramedia, Santika Indonesia Hotels menaungi empat brand – Hotel Santika bintang tiga, Hotel Santika Premiere bintang empat, The Royal Collection (The Samaya Seminyak, The Samaya Ubud, The Kayana Seminyak), dan Amaris -- juga pelopor budget, smart dan stylish hotel di Indonesia.
Bahkan pada 2013, Amaris mulai merambah mancanegera dengan membuka Amaris Bugis di negeri tetangga yang sudah dianggap rumah kedua orang Indonesia, Singapura.