Bedah NGT Juni dan Kumpul Pesepeda

By , Senin, 3 Juni 2013 | 12:42 WIB
()

Akhir pekan lalu (31/05), Bentara Budaya Jakarta riuh oleh kedatangan para pesepeda dan pembaca setia National Geographic Traveler yang menghadiri acara bedah Laporan Utama: 12 Kayuhan Terbaik, edisi Juni 2013.

Acara ini menghadirkan pembicara Bambang Hertadi Mas atau lebih diakrabi sebagai Mas Paimo, seorang pejalan pesepeda sekaligus pendaki gunung dan Aristi Prajwita, srikandi pesepeda jarak jauh. Keduanya berkisah seputar suka duka mengayuh kereta angin, sekaligus berbagi tips, dan inspirasi untuk terus mengakrabi dunia bersepeda.

Dipandu Agus Hermawan alias Abah, jurnalis pesepeda dari Kompas Gramedia Cyclist (KGC), acara berlangsung seru dan dibumbui tawa, tanpa terasa waktu pun sudah beranjak dua jam sejak dimulai. Pertanyaan menggelitik seperti: soal perizinan dari keluarga dan (khusus untuk Aristi) apakah tidak takut karena ia perempuan juga dilontarkan.

Bersamaan dengan diskusi 12 jejak kayuhan terbaik, Bambang 'Paimo' Hertadi meluncurkan bukunya 'Bersepeda membelah Pegunungan Andes. (YUNAIDI/NATIONAL GEOGRAPHIC TRAVELER)

Mas Paimo menyatakan, bersyukur memiliki keluarga yang sangat memahami keinginan, pencapaian dan niatannya menjelajah bersama sepeda. Ide konkret dan realistis juga jadi kunci bagi pendaki yang sudah memuncaki 60 gunung, termasuk Gran Paradiso (Italia) dan Mont Blanc (Prancis - Italia).

“Bahkan untuk lima tahun ke depan saya sudah punya rencana. Ketika menghitung kondisi keuangan saya saat ini tidak cukup untuk mendaki tiga gunung di Ekuador, saya menggantinya dengan bersepeda ke Iran serta mendaki Gunung Ararat, berangkat 9 Juni besok,” tandasnya.

Sementara Aristi mengungkap, selalu berpikir positif membuatnya lebih leluasa saat mengayuh sepeda seorang diri. “Ada pemahaman bahwa masih tetap lebih banyak orang baik dibandingkan orang jahat,” papar perempuan yang pernah terpaksa harus menggunakan pengejut listrik.

“Saat bersepeda ke Cina, ada seorang pria bersepeda lipat memberi isyarat agar mengikuti. Ternyata bukan ingin menolong saya yang tidak bisa berbahasa Cina, tetapi akan merampok,” cerita dokter ini.

Mau tidak mau, alat membela diri dikeluarkan. “Beruntung saya punya latar belakang paham anatomi, sehingga tahu bagian mana yang tepat disetrum. Sesudahnya terpaksa saya tendang karena ia melawan.”

Selain berbagi kisah dan tanya jawab, acara bedah Laporan Utama NGT Juni 2013 juga diisi sesi peluncuran buku Mas Paimo, Bersepeda Membelah Pegunungan Andes yang secara simbolis diserahkan kepada Toto Sugito dari B2W.

Sesudahnya digelar berbagai kuis berhadiah menarik dari Redaksi NGT serta beberapa supporter acara. Sesi penutup adalah foto bersama para pembicara dan Redaksi National Geographic Indonesia serta National Geographic Traveler

Terima kasih atas kehadirannya semua om dan tante pesepeda, juga para pembaca setia NG Traveler. Sampai jumpa lagi.