Pekan lalu, tepatnya pada Kamis (30/5), video operasi pembalakan ilegal di daerah yang terkenal dengan kekayaan alamnya, Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat, dirilis oleh Environmental Investigation Agency (EIA), suatu organisasi non-pemerintah berbasis di London yang mengusut dan mengampanyekan perlawanan berbagai kejahatan lingkungan.
Direkam di dekat pantai utara Pulau Batanta pada April 2009, video ini menunjukkan sekelompok pembalak yang menebang pohon secara ilegal, lalu menggergaji kayu tersebut menjadi papan, hingga akhirnya menunggu penjemputan kapal di pantai.
Hal ini menyusul penahanan Labora Sitorus, nama oknum polisi yang ternyata juga seorang penyelundup. Ia mendanai dan mengatur pencurian kayu dalam skala besar.
Ke investigator EIA, para pembalak memberitahukan bahwa kegiatan mereka ilegal. Namun, secara khusus dilakukukan untuk menyuplai bisnis Labora Sitorus. Pulau Batanta disebut sebagai sumber utama kayu ilegal.
Para pembalak juga mengaku bahwa mereka sudah mengoperasikan sembilan gergaji di beberapa tempat di bagian ujung barat Batanta selama sekitar 18 bulan, mengindikasikan keterlibatan Sitorus dalam penyelundupan kayu ilegal setidaknya sejak 2007.
Setiap gergaji (chainsaw) mampu memproduksi sekitar 1,5 meter kubik kayu gergajian per harinya. Kelompok yang berada dalam rekaman video ini mensuplai bisnis Sitorus setidaknya 4.000 meter kubik kayu setiap tahunnya. Di samping itu, para pembalak menangkap pula spesies burung yang langka untuk kemudian dijual.
Pada Mei 2013, terdapat 2.264 meter kubik kayu merbau dalam 115 kontainer yang disita di Surabaya, Jawa Timur, pusat salah satu perdagangan kayu terbesar di Indonesia. Semua disuplai oleh perusahaan kayu milik keluarga Sitorus, PT Rotua. Setelah itu 1.500 meter kubik kayu merbau juga disita di Papua.
Kayu merbau Papua telah dijadikan target para pembalak dan EIA telah mengungkapkan sejumlah sindikat illegal logging sejak 2005. Namun adanya keterlibatan polisi telah memungkinkan tindak kejahatan ini tak tersentuh hukum sampai sekian lama.
Kepala Kampanye Hutan EIA Faith Doherty, mengatakan, jadi sangat penting bagi Indonesia untuk benar-benar menyelidiki dan mengadili tuntas kasus ini. Termasuk semua pelaku pada rantai perdagangan kayu dari Sitorus, serta semua pelindung di kepolisian atau aparat berwenang lainnya yang terlibat.
"Indonesia harus melindungi reputasi yang telah diperoleh dari SVLK, tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia mampu menindak tegas kasus korupsi oknum polisi yang terang-terangan ini," ungkapnya.
Lacak kayu ilegal