Di saat program pelestarian digalakan di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, beberapa spesies terancam punah diperdagangkan di Sumatra. "Barang" dagangan termasuk orangutan, rangkong, dan owa emas.
Dalam peliputan yang dilakukan Birchard Kellogg untuk Mongabay, fauna-fauna ini dijual dengan dipertontonkan lebih dulu di salah satu lokasi di kota Kandang, Aceh. Wilayah ini kadang disebut sebagai "kebun binatang". Namun, pengakuan istri pemilik lokasi itu, "Ini memang kebin binatang, tapi Anda bisa membelinya."
Harga orangutan? Rp1,9 juta. Sedangkan macan tutul dijual seharga Rp246 ribu - Rp493 ribu. Salah satu orangutan yang dilihat Kellogg adalah individu muda yang dikurung dalam kandang kecil.
Satwa-satwa ini nantinya akan terus berganti, tergantung laku atau tidaknya. Atau berbagai hal lain yang membuat si satwa tergantikan oleh satwa lain yang juga berstatus terancam punah.
Menurut kesaksian salah satu sfat kelompok aktivis lingkungan, Maret 2013 lalu, ditemukan beruang madu. Sepekan kemudian, dua beruang lagi juga dipertontonkan. Kini, ketiga fauna itu tidak ada lagi (kemungkinan mati atau terjual).
Sementara, primata yang disimpan di lokasi ini lebih sering terjual atau mati karena kurangnya perawatan.
"Delapan bulan lalu, tiga orangutan dikurung di sini, bersama dengan owa yang juga sudah mati," ujar salah satu saksi yang dikutip oleh Kellogg, Senin (10/6).
Satu dari tiga orangutan ini diketahui hilang (kemungkinan terjual). Ketika banjir besar melanda, satu orangutan berhasil kabur, sedangkan satu lagi mati tenggelam.
"Seiring pembabatan hutan untuk tujuan perkebunan dan pertambangan di Aceh, penjualan margasatwa meningkat," ujar Kellogg. Fauna lain yang disaksikan Kellogg di lokasi ini adalah monyet ekor babi, tupai, buaya, dan rusa.
Data dari Sumatran Orangutan Quarantine Centre, sekitar 143 orangutan berhasil dista. Tapi tidak satu pun kasus kepemilikannya naik meja hijau. .