Ayah Terbaik dan Terburuk dalam Dunia Hewan

By , Senin, 17 Juni 2013 | 09:49 WIB
()

Hari ayah biasanya dirayakan pada hari minggu di pekan ketiga bulan Juni. Biasanya menjadi momen bagi seorang anak mengungkapkan terima kasih kepada Ayah atas kasih sayang mereka.

Dalam dunia hewan, Ayah juga menjadi sosok penting dalam membesarkan keturunan mereka. Mulai dari perhatian, kasih sayang, dan perlindungan mereka curahkan sepenuhnya. Namun, tak semua hewan dapat menjadi Ayah yang baik buat anak mereka. Karena sebagian dikenal sebagai sosok Ayah yang kurang peduli, bahkan kejam terhadap anak.Ayah terbaik: monyet owlAyah monyet Owl termasuk sosok terbaik dalam dunia hewan. Pascapasangannya melahirkan, hingga beberapa bulan ke depan, sang Ayah begitu memperhatikan kehidupan anaknya. Dengan demikian sang Ayah ikut berperan membantu menghemat energi sang Ibu yang harus menyusui dan memulihkan kondisi setelah kehamilan dan proses melahirkan.

Penguin emperor dan keturunannya. (Thinkstockphoto)

Ayah terbaik: penguinKemampuan Ayah penguin dalam mengasuh anak mereka sempat tergambar dalam film dokumenter The Penguin pada tahun 2005.

Ayah dan Ibu membagi tugas dalam pengasuhan anak mereka. Sang ayah penguin mengambil peranan dalam menjaga telur-telur hangat di iklim dingin Antartika.

Dalam melakukan tugas ini, Ayah harus menyeimbangkan kondisi telur-telur tersebut di kaki mereka seperti menyelimuti telur dengan lipatan kulit mereka saat mereka berdiri, saat suhu beku, dan ketika kuatnya hembusan angin. Sementara, saat sang Ibu mencari makan dan menghimpun energi pascabertelur.

Ayah terbaik: kuda lautKuda laut jantan sesungguhnya mengalami kehamilan. Ini terjadi karena kuda laut betina meletakkan telur-telur mereka dalam sebuah kantong khusus milik kuda laut jantan. Kuda laut jantan membawa hampir 2.000 bayi yang dapat tinggal dalam kantongnya hingga 25 hari.

Ayah terburuk: beruang kutubBeruang kutub tergolong spesies hewan yang terancam punah, karena jumlahnya yang semakin hari semakin sedikit. Namun, di tengah kondisi memprihatinkan dan membutuhkan perlindungan agar spesies ini tetap lestari, fenomena menakutkan justru terjadi.

Beruang kutub saling memangsa spesies mereka sendiri. Sang ayah misalnya, yang tega membunuh dan memakan beruang kutub muda.

Sementara itu sang Ibu pascamelahirkan harus mengabiskan 2,5 tahun untuk merawat bayi mereka, mengajarkan bertahan hidup dengan kekuatan mereka sendiri.

Sedangkan ayah beruang sama sekali tidak ikut berperan dalam membesarkan dan merawat anak. Bahkan sebuah kelompok advokasi Beruang Kutub Internasional menyatakan "Peran ayah beruang kutub hanya untuk kawin dengan ibu. Tidak membantu mengurus anak mereka."

Ayah terburuk: monyet geladaSama halnya dengan beruang kutub. Monyet gelada jantan pun yang membahayakan bagi sesama spesies mereka yang masih muda. Mereka sangat tidak peduli terhadap spesies mereka yang masih muda. Saat monyet gelada jantan berkelahi, mereka menggunakan bayi mereka sebagai tameng hidup