Kerja Keras Berbuah Panjang Usia

By , Kamis, 20 Juni 2013 | 13:41 WIB

Silanus merupakan sebuah komunitas berpenduduk 2.400 jiwa. Daerah ini  terletak di tepi kemiringan berbatas Pegunungan Gennargentu di tengah Sardinia, Italia. di mana padang rumput kering berada tak jauh dengan puncak-puncak granit.

Pada sebuah kompleks pedesaan yang ada di jantung wilayah yang disebut  Zona Biru oleh para demograf, 91 dari 17.865 jiwa lahir antara tahun 1880 dan 1900 yang hidup hingga ulang tahun mereka keseratus. Angka tersebut dua kali lebih tinggi ketimbang jumlah orang-orang yang sama yang ada di Italia.

Mengapa terdapat umur panjang yang luar biasa di tempat ini? Sebagian jawabannya, gaya hidup. Sebelum pukul 11:00 pada hari yang sama, Tonino Tola, warga lokal berusia 75 tahun, sudah memerah susu empat sapi, membelah setumpuk kayu, menyembelih anak sapi, dan berjalan sejauh enam kilometer di padang rumput bersama kawanan dombanya.

Kini, rehat sejenak untuk pertama kali di awal hari, ia mengumpulkan anak-anaknya yang telah dewasa, cucu-cucu, dan para pengunjung di sekeliling meja dapur. Giovanna, istrinya, perempuan gagah dengan pandangan mata waspada dan cerdas, membuka saputangan berisi carta da musica (roti berpermukaan rata setipis kertas) dan mengisi gelas-gelas kami dengan minuman anggur merah (red wine).

Ia pun memotong bundaran keju pecorino buatan sendiri dengan gerakan tegas seorang wanita yang memikul tanggung jawab. Layaknya kebanyakan istri di sini di mana para suami sibuk menggembala domba, Giovanna mengemban tanggung jawab mengurus rumah dan keuangan keluarga.

Di antara budaya Mediterania, kaum wanita Sardinia memiliki reputasi menanggung stres akibat tanggung jawab tersebut. Sementara bagi kaum pria, berkurangnya stres dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Ini mungkin dapat menjelaskan mengapa rasio perempuan terhadap laki-laki yang berumur 100 tahun atau lebih hampir satu banding satu di beberapa bagian Sardinia.

Pembagian kerja pada orang-orang Sardinia juga keuntungan dari sejarah genetika mereka. Sekitar 11.000 tahun silam, para pemburu dari Semenanjung Iberia melakukan perjalanan ke arah timur menuju Sardinia. Setelah beberapa milenium budaya Nuragic Zaman Perunggu muncul di dataran pantai yang subur di kepulauan.

Ketika kekuatan militer seperti orang-orang Phoenician (Funisia) dan Romawi menemukan keelokan Sardinia, penduduk asli didesak mundur lebih ke dalam terus ke dalam, menuju dataran tinggi. Di sana mereka mengembangkan permusuhan terhadap orang asing dan reputasi atas tindak kejahatan, penculikan, serta balas dendam dengan lesoria, pisau gembala tradisional orang Sardinia.

Dalam kehidupan yang terisolasi, penduduk asli Sardinia menjadi inkubator genetika, memperkuat sejumlah sifat turun-temurun. Bahkan kini sekitar 80 persennya berkaitan langsung dengan orang-orang Sardinia pertama, kata Paolo Francalacci dari University of Sassari.

Salah satu keelokan alam Sardinia, Italia, berupa hamparan laut. (Thinkstockphoto)

Menurutnya, kemungkinan ada sebuah kombinasi gen yang menghasilkan umur panjang yang berada di suatu tempat dalam perpaduan genetika ini.

Faktor lain, diet keluarga Tonino. Diet ini dipenuhi dengan buah dan sayur hasil kebun sendiri. Sebut saja, zucchini, terung, tomat, dan buncis yang mungkin mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker kolon.

Di atas meja santap juga ada: produk-produk olahan susu seperti susu domba pemakan rumput dan keju pecorino. Seperti ikan, keju ini mengandung protein dan asam lemak omega-3. Wine asal Pegunungan Sardinia ini mengandung dua kali sampai tiga kali lebih banyak komponen yang dapat mencegah penyakit kardiovaskular ketimbang wine lainnya.

(Rahasia usia  panjang ini pernah ditampilkan dalam artikel Rahasia Umur Panjang yang terbit November 2005)