Kelebihan dan Tantangan Energi Angin (II)

By , Jumat, 21 Juni 2013 | 14:00 WIB
()

Berlebihnya energi angin bisa juga merugikan. Denmark, misalnya, kadang-kadang terpaksa menjual energi yang berlebihan itu dengan harga tak menguntungkan ke negara tetangga seperti Norwegia dan Jerman.

Kebanyakan metode penyimpanan energi tersebut pun masih belum terjangkau secara ekonomis. Diperlukan angin dan matahari menyimpan kelebihan energi yang besar. Teknologi telah ada untuk mengubahnya menjadi bahan bakar seperti hidrogen atau etanol, memanfaatkannya untuk memompa udara atau memutar roda pengatur kecepatan mesin, yang kemudian dipakai untuk memproduksi listrik.

Ada lagi sebuah tantangan fundamental lain. Seperti kapal layar, turbin angin dapat berhenti berhari-hari bila tidak berangin. Untuk memastikan produksi listrik yang tetap, sumber-sumber lain, seperti pembangkit listrik batu bara, harus siaga mengambil alih ketika turbin tak berfungsi.

Tetapi saat angin kencang menghasilkan banyak energi, generator lain harus dikurangi produksinya, dan pembangkit listrik yang membakar bahan bakar tak dapat menyesuaikan diri dengan cepat.

Segi positifnya, angin dan matahari dapat menyediakan apa yang disebut energi tersebar: keduanya dapat menghasilkan listrik dalam jumlah kecil dekat si pemakai. Anda mungkin tak punya pembangkit listrik batu bara secara pribadi, tetapi Anda dapat memiliki kincir angin sendiri, dengan baterai untuk menyimpan energi yang dapat dipakai pada hari-hari tak berangin.

Tenaga angin. (thinkstockphoto)

Kian banyak rumah atau masyarakat yang membuat energi angin mereka sendiri, maka semakin kecil dan murah pusat pembangkit listrik dan jalur transmisinya.

Perusahaan Southwest Windpower di Flagstaff, Arizona, membuat turbin dengan baling-baling yang dapat diangkat dengan satu tangan Anda. Berat setiap baling-baling empat kilogram saja.

Perusahaan itu telah menjual sekitar 60.000 turbin kecil, kebanyakan dipakai tanpa dihubungkan dengan jaringan listrik yang ada di perumahan, kapal layar, serta tempat terpencil lainnya seperti mercusuar dan stasiun cuaca. Meski dengan kapasitas 400 watt per turbin, listrik yang dihasilkan hanya cukup untuk menyalakan beberapa lampu.

Tetapi David Calley, CEO Southwest, tengah menguji produk baru yang disebutnya perabot energi. Turbin ini akan dipasang di menara setinggi 10 meter, menghasilkan hingga dua kilowatt energi dalam angin yang berkecepatan sedang, dan menghubungkan turbin dengan sistem listrik yang telah ada di rumah.

Umumnya perusahaan energi di AS diwajibkan membayar untuk energi yang dikembalikan ke jaringan kabel listrik oleh pemilik rumah yang memiliki kincir angin, maka setiap orang di tempat relatif berangin dapat memasang perabot energi di kebun, menggunakan energi ketika dibutuhkan, dan mengembalikannya ke jaringan kabel listrik kalau energi tidak terpakai.

Calley yang membangun mesin turbin pertamanya dengan generator sepeda di usia 12 tahun ini berharap, perabot energi dapat mengurangi tagihan listrik tahunan di rumah hingga mendekati nol, kecuali jika harus menunjang kebutuhan energi besar untuk sistem pemanasan atau penyejuk udara (AC).

(Baca artikel Kelebihan dan Tantangan Energi Angin sebelumnya )