Selalu Ada Alasan Kembali ke Bali

By , Rabu, 26 Juni 2013 | 08:45 WIB
()

Hanya 25 menit berkendara dari Bandara Ngurah Rai, dan lima menit dari Kuta. Namun, inilah keistimewaan Seminyak: ia tetap memiliki aura keramahan, keceriaan dan kegempitaan seperti Kuta – area pertama dan paling dikenal wisatawan, terutama yang baru kali pertama datang ke Pulau Dewata.

Dibanding ‘tetangga terdekat’ poros Tuban-Kuta-Legian yang diakrabi pejalan gaya hemat (budget traveler), Seminyak adalah kawasan anggun bagi wisatawan lokal dan mancanegara bergaya kelas menengah-mewah (well-to-do tourist), minimal flash packer. Menawarkan kesenangan dalam suasana lebih tenang dan pribadi lewat deretan butik, restoran, bar, club, hotel dan spa kelas dunia.

Ku De Ta kini menjadi legenda di Jalan Laksamana yang dijuluki Jalan Makan (Eat Street) sejak waktu sarapan, dan terutama untuk menghabiskan malam di muka pantai, seperti juga Hu’u Bar, Matra, Mint, Cubana, Living Room, La Luciola, dan ‘kawan baru’ Potato Head yang segera popular. Untuk Sunday Brunch di Starfish Bloo, W Resort, misalnya, bahkan perlu pesan tempat sebulan di muka!

Tak kurang dari 27 hotel, resort dan vila mewah berkumpul di Seminyak. Namun, seperti rahim yang mengembang sesuai pertumbuhan janin, masih ada celah nyaman di Seminyak bagi sebuah hotel.

Santika Seminyak dibangun mulai Juli 2013 dan target selesai 11 bulan kemudian.

Santika Indonesia Hotels & Resorts menghadirkan Hotel Santika Seminyak dengan peletakan batu pertama pada 23 Juni 2013. Memanfaatkan lahan 1.730 meter persegi, hotel bintang tiga ini direncanakan lima lantai dengan 103 superior dan suite room.

Berlokasi di Sunset Road, Basangkasa, area di Seminyak yang merupakan jalan utama yang menghubungkan dengan Legian, Kuta, dan jalan tembus ke Pantai Seminyak Double Six.

Santika Seminyak akan bergabung dengan keluarga Santika Indonesia Hotels & Resorts di Bali setelah . Santika Premiere Beach Bali, Santika Kuta, Santika Siligita – Nusa Dua, Amaris Legian, Amaris Pratama – Nusa Dua, dan The Royal Collection di Ubud dan The Semaya Seminyak.

Aura yang kita rasakan ketika menginjak Bandara Ngurah Rai tetap sama, entah baru pertama kali, atau sudah tak bisa menghitung lagi berapa kali sudah ke Bali. Rasa rindu tak berkesudahan. Selalu ada panggilan untuk kembali menikmati Bali.