Lupakanlah soal wajah manusia di Bulan. Kini ada lebih banyak hal yang bisa dilihat, berkat peta permukaan detail Bulan yang pertama.
Sejak 2009, Lunar Recoinnassance Orbiter milik NASA telah memantulkan sinar laser ke Bulan untuk mengukur elevasinya. Musim gugur 2010 lalu, hasilnya muncul sebagai peta beresolusi tinggi, termasuk satu titik yang berada sekitar satu setengah kilometer lebih tinggi daripada Gunung Everest dan satu katalog lengkap 5.185 kawah yang lebarnya melebihi 20 kilometer.
Pola benturannya menunjukkan bahwa sekitar 3,8 miliar tahun lalu, dua badai asteroid menghunjam Bulan dan Bumi. Sementara pergerakan kerak Bumi yang dinamis nyaris menghapuskan atau memusnahkan sisa-sisa hujan asteroid tersebut.
Air yang membeku di kawah-kawah di kutub Bulan juga baru ditemukan—lokasi paling dingin yang pernah tercatat dalam sistem tata surya kita. “Ini adalah periode renaisans dalam studi Bulan,” kata Richard Vondrak, ilmuwan NASA, seperti dikutip dari National Geographic Indonesia Maret 2011.
Survei planet Mars dan Merkurius sedang dilakukan. Untuk planet pertama yang disebut, sudah diturunkan tiga rover pengamat: Spirit, Opportunity, dan Curiosity. Hasil pengamatan Mars oleh Curiosity bisa Anda simak dalam National Geographic Indonesia edisi Juli 2013 di tautan ini.
Sementara, untuk Merkurius, sedang dijajaki kemungkinan ekspedisi yang digagas tiga negara: AS, Italia, dan Jepang.