Mengenal Fennec Imut dari Gurun

By , Selasa, 2 Juli 2013 | 10:45 WIB
()

Fennec si rubah gurun (Vulpes zerda) lebih mirip boneka buatan pabrik dari pada fauna hidup. Telinganya panjang, muka tirus menggemaskan, tubuh mungil hanya 1,6 kilogram, dan panjang antara 24 - 41 sentimeter.

Rubah ini termasuk hewan nokturnal (beraktivitas di malam hari) dan hidup dalam kelompok kecil. Mereka menggali sarang di bawah tanah --biasanya yang satu dengan yang lainnya kerap saling berhubungan.

Fennec miliki bulu cukup tebal yang tampaknya tidak sesuai dengan untuk hewan yang hidup di gurun panas. Namun, bulu tebal itu mungkin disebabkan sifat nokturnalnya mengingat suhu di gurun Afrika Utara bisa berubah menjadi dingin sekali.

Panjang telinganya bisa mencapai 15 sentimeter, sehingga bila dibandingkan dengan panjang tubuh, ia memiliki telinga terpanjang di antara jenis rubah lainnya. Telinga ini berperan besar dalam usahanya mencari mangsa: belalang, kadal, tikus, burung, terkadang tumbuhan, dan buah.

Rubah fennec (Vulpes zerda) (Wikimedia Commons)

Tubuh kecilnya membuat fennec dikenal pandai menyelinap tanpa suara. Sifatnya selalu waspada dan berhati-hati.

Di saat petang hari keluar dari sarang, ia akan berlindung di bawah keteduhan semak atau batu karang untuk mengamati keadaan sekitar. Tatkala gelap meraja dan calon mangsa terdeteksi, dimulailah reaksi cepat. Mengendap dalam kesenyapan.

Karena sifat dan kemampuannya dalam berburu, nama rubah gurun disandangkan pada Marsekal Lapangan Nazi-Jerman, Erwin Johannes Eugen Rommel, pada Perang Dunia II. Kunci kesuksesan Rommel dalam bertempur di beratnya medan gurun Afrika Utara adalah kecepatan dan kemunculan divisi tanknya yang tidak terduga. Divisi Panser ini kemudian dikenal sebagai "Divisi Hantu".