Rahasia di Balik Motif Totol Macan Tutul

By , Selasa, 2 Juli 2013 | 16:07 WIB
()

Motif leopard saat ini menjadi tren tersendiri, banyak sekali orang yang menggunakan, terutama wanita. Mulai dari pakaian, tas, sepatu hingga kerudung, motif leopard menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta fashion.

Motif leopard tersebut meniru pola totol yang terdapat pada bulu binantang macan tutul atau leopard. Namun sesungguhnya, pola motif totol tersebut memiliki fungsi tersendiri bagi macan tutul.

Macan tutul yang memiliki nama latin Panthera pardus masuk dalam merupakan famil dari Felidae. Ia merupakan salah satu binantang terancam punah yang tersebar di beberapa bagian Afrika dan Asia, Siberia, dan Asia Barat untuk di sebagian besar Afrika Sub-Sahara.

Sekilas melihat penampilan macan tutul terlihat sama semua, mereka memiliki kulit totol pada tubuhnya. Penelitian mengungkap pola totol memang serupa, namun berbeda pada setiap macan tutul.

Penulis Rudyard Kipling membayangkan totol leopard berasal dari ujung jari manusia untuk membantunya membaur di tengah belantara. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh William Allen dari University of Bristol.

Induk macan tutul (Panthera pardus) dan keturunannya di padang rumput Kenya. (Thinkstockphoto)

Allen mencoba melakukan pendekatan digital untuk memecahkan kode kamuflase spesies tersebut, dan juga anggota family Felidae lainnya. Allen bersama rekannya menyimpulkan bahwa kompleksitas sebagian besar pola bulu tergantung pada habitat.

Keluarga kucing yang bercorak totol-totol adalah kucing yang tinggal di tipikal lingkungan tertutup seperti hutan. Sebaliknya kucing yang berbulu polos biasanya tinggal di daerah terbuka.

Perilaku dan tingkah laku kucing sehari-hari juga memiliki pengaruh penting terhdapa pola totol pada kulit mereka. Semakin sering kucing ada di atas pohon dan aktif saat malam, semakin rumitlah pola bulunya.

Rupanya, pola bulu leopard dan spesies kucing lain berevolusi untuk melakukan kamuflase di habitat mereka. “Dalam periode evolusi, kucing dapat mengubah pola dengan relatif mudah. Barangkali di masa depan, kita mungkin terpana saat melihat leopard bergaris atau harimau bertotol,” jelas Allen.