Gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Bener Meriah, Aceh, pada Selasa (2/7) pukul 14.37 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami, tetapi menimbulkan kerusakan dan menyebabkan setidaknya lima orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di kedalaman sepuluh kilometer, 181 kilometer kota Banda Aceh, sekitar 35 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah. Secara ilmiah, bagaimana mekanisme terjadinya gempa Aceh di awal Juli 2013 ini?
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano, mengungkapkan, "Mekanisme gempa Aceh sore [2/7] geser menganan. Bagian timur dari sumber gempa bergerak ke tenggara dan bagian baratnya bergerak ke arah barat laut.
(Baca: Hidup Mati di Negeri Cincin Api)
Pergeseran ini yang menimbulkan getaran gempa yang dikatakan mencapai V-VI MMI atau masuk kategori sedang hingga kuat. Gerakan sesar yang bisa menimbulkan gempa ada dua, horizontal atau geser dan vertikal. Gempa dengan gerakan vertikal bila memiliki pusat di laut punya potensi lebih besar mengakibatkan tsunami.
"Sumber gempa kali ini berasal dari sesar aktif di daratan pada segmen Aceh dari sesar Sumatra." Sesar Sumatra memiliki 19 segmen dengan panjang keseluruhan 1.900 km.
Banyak gempa besar Aceh berpusat di laut. Namun, gempa Aceh yang berpusat di daratan bukan kali ini saja terjadi. Menurut Irwan, gempa Aceh pada Agustus 2012 juga berpusat di wilayah daratan yang tak jauh dari pusat gempa hari ini. Namun, magnitudo gempa tak sampai enam.
Waspada berdampakKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa berasal dari sesar aktif di daratan yang dikenal sebagai sesar Sumatra atau sesar Semangko.
Sesar inilah yang memiliki 19 segmen dan membentang sejauh 1.900 km dari Aceh hingga Lampung, melewati Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Bengkulu. "Gempa segmen Aceh 6,2 SR [2/7] tentu bisa memengaruhi segmen lain yang berdekatan. Dalam hal ini, kami terus pantau," ungkap Sutopo, Rabu (3/7) kemarin.
Namun, Sutopo tetap menegaskan agar masyarakat tidak panik karena saat ini sistem peringatan dini jika terjadi gempa sudah terpasang. Pihak BMKG juga sudah memasang alat monitor dan seismograf yang siap melaporkan jika terjadi gempa dan dampaknya, lima menit setelah terjadinya gempa.
"Namun, tetap gempa tidak dapat diprediksi. Jadi, kita hanya membicarakan potensi-potensi. Kemampuan alat, lima menit setelah gempa dan akan diketahui koordinat, kedalaman dan besarnya, kemudian baru diputuskan apakah berpotensi tsunami atau tidak," ujar Sutopo.
Lokasi terparah akibat gempa di Aceh Tengah berada di Kecamatan Ketol, Kecamatan Celala, Kecamatan Kute Tanang, Kecamatan Bebesan, dan Kecamatan Kebanyakan. Sementara lokasi paling parah di Bener Meriah adalah Kecamatan Timang Gajah dan Kecamatan Weh Pesam.