Dongeng Rawon Bromo

By , Sabtu, 6 Juli 2013 | 09:00 WIB

Dinginnya udara di pengunungan Bromo, Jawa Timur, kerap membuat perut setiap pelancong merajuk lapar. Kalau sudah begini, sepiring nasi rawon hangat bisa jadi yang paling pas untuk disantap.

Bila Anda sedang berwisata ke Bromo tak ada salahnya untuk mencicipi masakan khas Jawa Timur ini yang dihidangkan di Warung Siang-Malam. Namanya Rawon Bromo yang menggugah selera makan hanya dengan merogoh Rp15.000 untuk satu porsi.

Tak seperti rawon Surabaya yang kebanyakan dikenal lazim mencampurkan daging sapi dalam potongan dadu dengan kuah berbumbu keluwak nan gurih. Di warung ini rawon justru lebih khas dengan sekerat empalnya yang menjadi lauk tambahan.

Selain mencicipi Rawon Bromo yang sudah termasyhur di sana. Jika beruntung Anda akan bertemu dengan si empunya warung, Mbah Waris. Biasanya, laki-laki berusia 70 tahun itu akan setia menemani para pengunjung dengan dongeng-dongengnya seputar kegagahan Gunung Bromo yang hingga saat ini masih aktif dan terdaftar dalam salah satu "Cincin Api".

(Baca juga: Hidup Mati di Negeri Cincin Api)

Sambil menjajakan rawon dagangannya, Mbah Waris banyak mendongeng mengenai tradisi kepercayaan yang kerap dilakukan masyarakat Tengger, dan hal-hal mistis di dalamnya, termasuk pula cerita tentang amuk Bromo pada 2010. Bagi Mbah Waris, mendongeng seperti demikian sangat menyenangkan baginya. "Saya senang kumpul-kumpul begini. Kalau kumpul, terus orang senang, saya tinggal berharap ada berkah dari Gusti Ilahi," ujar Waris.