Masih, Status Tanggap Darurat di Tanah Rencong

By , Senin, 8 Juli 2013 | 13:19 WIB
()

Rabu (3/7) lalu, Gubernur Provinsi Aceh Zaini Abdullah menetapkan status tanggap darurat bencana untuk gempa bumi di Tanah Gayo. Status ini berlangsung selama 14 hari, 3 - 17 Juli 2013.

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter, Selasa (2/7) lalu, yang melanda dua kabupaten yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah telah merusakkan ribuan bangunan dan menelan korban jiwa. Jumlah kerusakan juga korban itu terus bertambah.

Hingga Minggu (7/7), jumlah korban yang tercatat sebagai berikut: 40 orang meninggal, 63 orang luka berat dan dirawat, serta 2.362 orang rawat jalan.

Rumah yang rusak berat di Aceh Tengah (Gloria Samantha)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pula paling tidak 22.135 jiwa kini tinggal di pengungsian. Sebagian besar pengungsi tinggal di tenda-tenda di dekat rumah mereka yang hancur atau rusak ringan.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, menyampaikan, ada sebagian masyarakat masih trauma untuk tinggal di rumah. Sebab gempa susulan masih terjadi.

Korban di Aceh Tengah terus bertambah dan lebih parah dibandingkan di Bener Meriah. Di Aceh Tengah, 232 desa dari 352 desa terdampak gempa. Di Kabupaten Bener Meriah, delapan buah desa dari 233 desa yang terdampak gempa langsung.

Sementara saat ini, beberapa desa yang terkena gempa pun mengalami krisis air secara merata. Gempa memutus akses ke sumber-sumber mata air, menghancurkan pipa dan saluran air, begitu pun bak penampungan.

Korban gempa harus mengandalkan bantuan dari truk tangki air yang berjumlah terbatas dan tidak setiap hari datang, padahal di pengungsian kebutuhan akan air bersih sangat tinggi. Warga di Desa Pilar, Kecamatan Bies, Aceh Tengah bahkan mengaku, mereka terpaksa membeli air dengan harga yang mahal—Rp200.000 per tangki—dari tangki air swasta.