Takaran Penyajian Bir Pengaruhi Industri Minuman

By , Senin, 8 Juli 2013 | 18:00 WIB
()

Pihak British Beer & Pub Association (BBPA) mengalami kesulitan menentukan takaran bir dalam pint. Pasalnya perkara isi bir dalam pint berimbas pada industri minuman beralkohol di Inggris.

Pint merupakan gelas yang biasa digunakan kekaisaran Inggris memiliki isi kurang lebih 568 mililiter, sementara di Amerika isinya kurang lebih 473 mililiter. Pint merupakan gelas yang biasa digunakan untuk meminum bir.British Beer & Pub Association (BBPA) rencananya akan menggunakan penyajian dengan pilihan takaran penyajian pint, yang besisi sekitar setengah liter (±500 mililiter). Mereka optimis, dengan takaran baru akan menghidupkan kembali industri yang pangsa pasarnya bergerak di bawah pengaruh minuman anggur dan minuman beralkohol.

Dengan takaran penyajian baru yang lebih minimalis, diharapkan tidak hanya pria yang mengonsumsi bir namun wanita diharapkan juga mengonsumsi.

Di Inggris, hukum mengatur bahwa pub boleh menjual bir dan cider hanya dalam takaran imperial pint yang kira-kira 20 persen lebih besar daripada takaran pint di Amerika Serikat, atau dalam gelas yang sepertiga atau setengah lebih besar dari itu.

Namun anggota Parlemen siap menghapus sejumlah larangan pada berat dan takaran untuk mendorong inovasi dengan cara  melegalkan takaran pint dua per tiga —takaran yang disebut beberapa orang sebagai schooner, merujuk pada ukuran penyajian di Australia.

Ilustrasi bir. (Thinkstockphoto)

Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan industri dan mendongkrak keuntungan terutama pada industri minuman beralkohol. Karena konsumen yang dituju semakin luas cakupannya, baik pria maupun wanita dapat mengonsumsinya.

Takaran isi pint memang terlihat seperti masalah kecil, namun tak disangka berdampak besar dan mengancam perekonomian Inggris. Sebagai gambaran, Neil Williams dari BBPA menuturkan orang Inggris menghabiskan sekitar 23 juta pint bir per hari, namun penjualan menurun 19 persen selama enam tahun belakangan, dan 25 pub tutup dalam rata-rata minggu.

"Takaran gelas pint tradisional, dilihat sebagai sesuatu yang akan dipilih kaum pria. Jika takaran baru ini dapat diterima di kalangan wanita, industri tersebut akan memperoleh keuntungan lebih," ujar Neil.Artikel mengenai Takaran Pint pernah dimuat dalam National Geographic Indonesia edisi Agustus 2011 dengan dilengkapi data tambahan.