Menginjak Usia ke-76, Indonesia Miliki Landmark Ikonik Jakarta International Stadium

By Yussy Maulia, Selasa, 17 Agustus 2021 | 14:24 WIB
Dua orang pekerja tengah melakukan persiapan sebelum lifting atap Jakarta International Stadium, Senin (14/6/2021). (Dok. National Geographic Indonesia/Donny)

Namun, pola lubang itu tidak dibuat asal-asalan. Motif lubang dibuat menyerupai loreng macan yang terinspirasi dari Macan Kemayoran—julukan yang juga merupakan identitas Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta (Persija).

Area luar stadion pun dirancang sebagai taman publik yang bernuansa hijau dan memiliki akses pengunjung yang mudah. Terdapat akses transportasi umum, jalur dan parkir sepeda, hingga fasilitas pemandu dan ramp bagi masyarakat difabel.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Panduan Beribadah dan Merayakan Hari Kemerdekaan pada Masa PPKM

Stadion bersertifikat Greenship Platinum pertama di Asia

Pekerja memotong rumput lapangan latih di area proyek pembangunan Jakarta International Stadium, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/6/2021). (Dok. Nationalgeographic/Donny)

Tidak hanya dibangun dengan konsep modern yang megah, JIS juga dibangun dengan konsep hijau yang berkelanjutan (sustainable). Tujuannya, agar JIS membawa dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi di sekitar stadion.

Konsep tersebut mengantar JIS menjadi stadion pertama di Asia yang memperoleh sertifikasi Greenship Platinum.

Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, JIS telah mendapatkan sertifikasi Greenship Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

“JIS menjadi stadion di Asia pertama yang mendapatkan sertifikasi itu,” kata Dwi saat ditemui oleh Tim National Geographic Indonesia dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Apakah Kita Mengingat Pelajaran Berharga Setelah Pagebluk Berlalu?

Konsep green building pada JIS terwujud dalam bangunan yang didesain untuk meminimalisasi nilai overall thermal transfer value (OTTV). Sebagai informasi, OTTV merupakan suatu nilai perpindahan panas dari luar ke dalam melalui selubung bangunan.

Semakin rendah nilai OTTV dari suatu bangunan, maka semakin rendah pula panas yang masuk ke dalam bangunan sehingga suhu kenyamanan di dalam tetap terjaga meski tanpa penyejuk ruangan.

“Penghematan energi (JIS) didapat salah satu diantaranya dengan nilai OTTV JIS yang hanya mencapai 26,60 W/m2 dari standar maksimum nasional 35 W/m2,” jelas Dwi.

Selain itu, JIS juga menerapkan sistem drainase zero run-off, di mana limpasan air hujan di dalam kawasan JIS tidak akan membanjiri lingkungan sekitar.

“Sistem zero run-off adalah komitmen yang memiliki dedikasi sangat tinggi terhadap kualitas lingkungan menjadi poin sangat penting dalam mencapai (sertifikasi) Greenship Platinum,” kata Dwi.

Sistem pengelolaan air di JIS juga akan menerapkan konsep water conservation untuk menghemat penggunaan air. Seluruh wastafel, kran tembok, dan shower di JIS akan dilengkapi dengan fitur autostop.

Dengan konsep hijau berkelanjutan yang dipadukan dengan desain futuristik dan kearifan lokal, diharapkan JIS dapat menjadi salah satu ikon arsitektur Indonesia dan menjadi kebanggaan negara di mata dunia.